Cerpen Anak Seri Bona: Kehilangan Jejak dalam Penjelajahan di Hutan

Photo Author
- Rabu, 9 Agustus 2023 | 05:15 WIB
Ilustrasi hutan; tempat Bona dan teman-temannya kehilangan jejak saat menjelajah (GENMUSLIM.id/ dok: pixabay/Darkmoon Art)
Ilustrasi hutan; tempat Bona dan teman-temannya kehilangan jejak saat menjelajah (GENMUSLIM.id/ dok: pixabay/Darkmoon Art)

Sejenak, tidak ada satu pun yang menjawab. Hafidz dan Rijal hanya menggelengkan kepala.

“Coba kita punya telepon seluler,” celetuk Rijal yang kemudian ditimpali oleh Hafizh bahwa di hutan sangat sulit mendapat sinyal.

“Aku kesulitan mencari arah, di hutan ini pohon semuanya tampak sama. Bagaimana kalau kita pakai peluit saja, siapa tahu ada yang dengar. Aku punya peluit yang bagus,” kata Haidar yang isi tasnya sangat lengkap untuk keperluan penjelajahan.

Baca Juga: Cerpen Cita Nino: Aku Suka Berbagi Tidak Pernah Pilih-pilih, Kenapa Aku Dimarahi?

“Hmm, bagus juga! Adakah saran yang lain?” tanya Bona.

“Sejak dari tanda terakhir, kita hanya berjalan lurus saja. Bagaimana kalau kita kembali mundur hingga menemukan tanda itu lagi? Kalau sudah sampai di sana, setidaknya kita berada di jalur yang benar dan memudahkan orang untuk menemukan kita,” jawab Ali kemudian.

“Ide yang bagus Ali! Kalau begitu, ayo kita berangkat sekarang! Oh ya Haidar, gunakan peluitmu juga agar orang bisa tahu keberadaan kita” seru Bona pada teman-temannya.

Dengan sigap mereka segera mengikuti intruksi dari sang ketua regu.

Tak lama, akhirnya tanda terakhir yang mereka lewati sebelumnya berhasil ditemukan.

“Setelah ini bagaimana?” tanya Haidar.

Baca Juga: Cerpen Islami: Kisah Ahmad Seorang Miskin yang Gigih dan Pantang Menyerang dalam Mengejar Ridho Ilahi

“Kalau kita berjalan mundur lagi mengikuti tanda-tanda sebelumnya, pasti akan lama sekali sampainya karena kita sudah melewati lima pos. Sebaiknya kamu tetap bunyikan peluitmu!” kata Bona pada Haidar.

“Kalau menurut tanda cat di batang pohon ini, kita harus lurus ke tempat kita tersesat tadi. Tanda ini dibuat dengan cat yang sama dengan tanda dari sekolah. Jadi sampai sini, kita sudah benar. Nah, sekarang kita maju lagi sesuai arah tapi jangan terlalu jauh, siapa tahu ada tanda yang terlewat. Biasanya, tanda arah akan diberikan bila ada persimpangan!” kata Hafizh dengan analisisnya yang tajam.

Mereka pun mengikuti saran Hafizh. Setelah berjalan beberapa meter, tiba-tiba Rijal berseru, “Bona lihat! Ada papan tanda jejak di sini!”

Mereka pun segera mendekati papan itu. Rupanya benar, di papan itu ada coretan cat yang warnanya sama dengan cat di pohon tadi. Akan tetapi sayang sekali, papan tersebut patah sehingga mereka tidak tahu kemanakah arah yang benar, apakah lurus atau ke kanan.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Muhammad Reza Nurcholis, S.Si

Sumber: Istimewa

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X