Menikmati proses dengan Ridho Allah, Cerpen ini Berisikan Perjalanan Menjauh untuk Menjaga

Photo Author
- Kamis, 3 Agustus 2023 | 14:05 WIB
Ilustrasi Romansa Dua Umat Manusia (GENMUSLIM.id/dok: Canva)
Ilustrasi Romansa Dua Umat Manusia (GENMUSLIM.id/dok: Canva)
GENMUSLIM.id- Dentingan piring dan sendok yang beradu mengisi kesunyian di antara kedua sejoli ini.
 
Bukan tanpa sebab, lagi-lagi Ridho melupakan janjinya untuk mengecek tugas yang dikerjakan Lia kemarin seharian. 
 
"Liat deh series Teman tapi Menikah. Penggambaran menjauh untuk menjaga banget" Ridho mencoba membuka obrolan, Lia tidak bergeming.
 
"Penantian cinta tu gitu yak, menjaga diri dan melakukan hal-hal baik biar lebih dan terus baik" masih tidak ada jawaban.
 
"Cinta dalam diam juga gak si itu masuknya?" Seketika Lia berdiri ke arah kasir dan membayar makannya, pergi berlalu meninggalkan Ridho seorang diri yang hanya termenung.
 
Memang salahnya secara sempurna, sebab sudah perjanjian keduanya untuk saling back up dan simbiosis mutualisme.
 
 
Lia yang akan membantu media Ridho dan Ridho yang akan membantu cek plagiarisme tugas artikel Lia. Harus 100% unik.
 
Malamnya, Ridho malah begadang menonton bola dan kesiangan. Hal itu terjadi juga bukan dengan disengaja, melainkan atas ajakan teman-temannya. 
 
Belum lagi, semua temannya memutuskan menonton di kost Ridho dan benar-benar sempurna untuk melupakan perjanjian bersama Lia. 
 
Seakan melihat petir menyambar di pagi hari, Lia benar-benar mengamuk. 
 
Pasalnya pagi itu adalah pengumpul dan belum ada bukti check plagiarisme yang berakhir artikelnya dilempar ke kotak sampah oleh dosennya. 
 
Tidak manusiawi, tapi memang begitu.
 
Lia hanya menggerutu sepanjang hari hingga ingin memotong sahabat kecilnya itu. 
 
 
Entah sejak kapan sangatlah menyebalkan ingatannya, bukan kejadian sehari itu saja, melainkan hari-hari kemarin tercatat dalam sejarah buruk Lia.
 
Saat Lia butuh obat alergi, pergi ke apotik terputus dan lupa sebab menolong temannya yang kena tilang.
 
Saat ban motor Lia bocor jam 9 malam, hampir tidak jadi datang karena kucing melahirkan. 
 
Lia menolak pertolongan orang-orang demi menunggu dan berpikir Ridho sudah di jalan. Pukul 11 baru hadir manusia ajaib itu.
 
Masih banyak hal lain yang dirasa Lia ingin menguliti Ridho dan menyiramnya menggunakan air garam.
 
Meski berbeda fakultas, tetapi keduanya tetap sering bertemu dan bertukar tugas di perpustakaan. 
 
Bahkan kalau untuk Ridho, Lia sering kali memberi ide sedangkan Ridho lebih sering membuat Lia bekerja dua kali.
 
"Yak...jadwal Aku udah muncul"
"2 hari lagi. Cie sidang, semangat pokoknya. Inget! 2 hari lagi. Ntar lupa lagi"
"Iya, iya, cerewet..."
 
Hari berganti. Lia merasakan ungkapan tentang 'setiap orang ada masanya'. 
 
Ridho yang mulai sibuk apply sana sini mulai menghilang dan Alfa mengajaknya melihat senja atau makan malam.
 
Lia akhirnya menyibukkan diri dengan penelitiannya yang semakin hari semakin riweuh dan memusingkan. 
 
Kadang kala ia sendiri tidak memahami apa yang sedang ia teliti.
 
Selain penelitiannya, Lia juga mengecek jadwal pendaftaran S2 jalur beasiswa, sebab ada rencana dirinya dan Ridho untuk melanjutkan pendidikan ke strata 2.
 
Tring...
Tarian jari di keyboard hampir berhenti, tapi pikiran sedang mengalir kata yang membuat Lia memutuskan untuk mengecek nanti saja. 
 
"Beneran di luar kendali aku. Aku pamit ke Jogja ya. Kalau mau ketemu, bisa si sampe set jam dari sekarang. Di bandara." 
 
Napas Lia seketika tercekat, pesan itu baru dibacanya setelah 3 jam. 
 
Selain pesan itu, ada foto tiket yang dikirim Ridho bertuliskan 2 jam yang lalu waktu penerbangan. Ridho sudah sampai di Jogja.
 
Lia hanya bisa minta maaf dan mengucapkan semangat. Sesuai perjalanan babak baru dunia kerja, Ridho mulai jarang menghubungi Lia. 
 
Bahkan ketika liburan, Ridho kembali ke rumah yang memang bertetangga, ia tidak pernah main ke rumah Lia lagi.
 
Lia sedih kehilangan sahabatnya itu, tapi di sisi lain ada kehilangan yang tidak bisa Lia artikan. 
 
Rasanya bias dan hal itu membuatnya memutuskan fokus pada pendidikannya saja yang belum juga lulus selepas satu semester dari Ridho lulus.
 
Butuh waktu hampir 1 tahun untuk Lia pada akhirnya mencapai kelulusan dari waktu kelulusan Ridho. 
 
Di hari sidang, Lia mendapatkan pesan semangat dari Ridho yang membuat Lia tersenyum simpul. 
 
Lia tahu kenapa keanehan sejak kepergian Ridho ke Jogja.
"Astaghfirullah"
 
Kini, Lia benar-benar mengalihkan pikirannya setelah kesadaran itu. 
 
Dia tahu apa yang harus tetap berlanjut, apa yang harus segera dihentikan untuk menjaga dirinya dan segumpal daging di dalamnya. 
 
Waktu berjalan, Lia harus terbiasa dan benar-benar terbiasa tanpa kabar apa pun dari Ridho, bahkan memutus semua triger diri yang berakhir ke rasa belum waktunya.
 
Ingatan Lia berakhir pada obrolan Ridho tentang menjauh untuk menjaga. 
 
Dia tidak pernah berpikir bahwa dia yang akan melakukannya.
 
Tentang cinta dalam diam yang pada akhirnya berada dalam indra perasanya. Belum lagi ia sedang melakukan penantian cinta yang luar biasa. 
 
Meskipun banyak berita simpang siur yang sampai di telinganya tentang Ridho yang akan melamar seorang wanita atau ada hubungan Ridho dengan wanita di sana dan banyak lagi.
 
Ia tidak boleh kalah dengan nafsunya. Hanya itu di pikiran Lia sekarang. 
 
Lia tidak lulus beasiswa, semua planning diputar arah menuju pengabdian mencari pengalaman ke plosok negeri. 
 
Berharap juga bisa menjadi ajang memperbaiki diri.
 
Lia lari ke plosok negeri dengan akses yang sangat sulit, baik moda kendaraan maupun sinyal internet. 
 
Selama satu tahun menemukan makna bahagia tanpa harus dipusingkan dengan sosial media yang muncul, menunggu kabar yang tak jelas, chat yang tidak dibalas.
 
 
Lia akan melakukan pengabdian satu tahun penuh dan baru diperbolehkan pulang. 
 
Banyak rintangan yang ditemuinya, termasuklah dengan ilmu agama yang harus ia miliki. Sekarang sudah berbeda, sulit untuk mengakses dan bertholabul ilmy.
 
Hingga satu tahun Lia pulang. Kepulangannya sangat tanpa aba-aba dan mengabari. 
 
Ingin membuat keluarganya bahagia dan sangat dirindukan. 
 
Kaki melangkah memasuki pagar, cukup heran dengan sepatu berjajar di depan rumah seperti ada tamu.
"...di sini mau melamar Lia, Pak, Buk."
 
Tas Lia terjatuh dari pegangan, terlebih orang yang mengatakan adalah orang yang paling ingin ia cari berapa tahun ini. Ridho.
 
Semua dalam keterkejutan satu sama lain, meskipun pada akhirnya keduanya tersipu malu, sebab doa telah bertemu di tiap malamnya.***
 
Sobat Genmuslim yang baik hatinya, ingin mendapat berita update setiap hari dari Genmuslim.id? Ayo gabung di Grup Telegram "GENMUSLIM NEWS", caranya klik link https://t.me/genmuslimnews, kemudian join. Langkah pertama install aplikasi Telegram di Ponsel.
 

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Dwi Nur Ratnaningsih

Sumber: Istimewa

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Terpopuler

X