GENMUSLIM.id - Malam Lailatul Qadar merupakan malam yang sangat istimewa pada bulan Ramadhan, pada malam-malam ini memiliki keutamaan yang lebih baik daripada seribu bulan.
Beberapa wilayah di Indonesia, ada tradisi menyambut malam Lailatul Qadar yang berlangsung semarak dan meriah.
Tentu saja menyambut malam Lailatul Qadar ini menambah semangat rasa gotong royong bagi masyarakat Indonesia. Apa saja tradisi yang terkenal itu?
1. Malam Tujuh Likur atau Lampu Colok
Masyarakat Pesisir Riau dan Kepulauan Riau didominasi oleh masyarakat Melayu yang turut menyambut malam Lailatul Qadar dengan memasang lampu colok atau pelita di setiap sudut desa.
Di Lingga- Kepulauan Riau masyarakat mulai memasang lampu colok ini dimulai dari tanggal 21 hingga berakhirnya Ramadhan.
Di Bengkalis- Riau, Malam Tujuh Likur ini dimanfaatkan pemuda setempat dengan menggelar Festival yang dikenal juga Festival Lampu Colok.
Puncak kemeriahan Tujuh Likur ini pada tanggal 27 Ramadhan. Sejarahnya, zaman dahulu belum ada penerangan sehingga masyarakat Melayu membayar zakat fitrah secara beramai-ramai menggunakan lampu colok atau pelita.
Selain itu ada yang beranggapan karena banyak yang bertemu Lailatul Qadar pada tanggal 27 Ramadhan tersebut.
Baca Juga: Wali Kota Bogor, Bima Arya, Bersama Anak Yatim Ikut Menghadiri Acara Bukber di Vihara Dhanagun
2.Sanggring Gumeno
Sanggring atau disebut juga kolak ayam adalah tradisi Lailatul Qadar masyarakat Gresik-Jawa Timur yang dilaksanakan tanggal 23 Ramadhan.
Nama Sanggring berasal dari kata Sang yang berarti Raja/Penggendhe dan Gering yang berarti sakit.