GENMUSLIM.id - Menikah menjadi sesuatu yang didambakan oleh sebagian orang.
Dalam ajaran Islam, menikah merupakan ibadah yang dianjurkan oleh Nabi Muhammad SAW.
Rasulullah SAW pernah bersabda soal menikah, “Apabila seorang hamba menikah, maka telah sempurnalah separuh agamanya. Maka takutlah kamu kepada Allah SWT untuk separuh sisanya.” (HR. Baihaqi).
Hadist tersebut menunjukkan bahwa menikah tidak hanya untuk status, tetapi juga memiliki dampak besar pada aspek spiritual dan agama seseorang.
Dalam surah An-Nur ayat 32, Allah SWT berfirman:
"Nikahkanlah orang-orang yang masih membujang di antara kamu dan juga orang-orang yang layak (menikah) dari hamba-hamba sahayamu, baik laki-laki maupun perempuan. Jika mereka miskin, Allah akan memberi kemampuan kepada mereka dengan karunia-Nya. Allah Maha Luas (pemberianNya) lagi Maha Mengetahui." (QS. An-Nur: 32).
Dalam ayat tersebut, Allah SWT berjanji bahwa orang yang menikah, maka Allah SWT akan membuka pintu rezeki.
Ini sejalan dengan ajaran Islam yang mengajarkan bahwa pernikahan adalah salah satu cara untuk mencari keberkahan rezeki dari Allah SWT.
Namun, dari ayat tersebut timbul pertanyaan jika menikah membuka pintu rezeki, kenapa banyak orang yang cerai karena masalah ekonomi?
Perlu dipahami bersama bahwa rezeki tidak hanya terkait dengan uang atau materi semata.
Rezeki memiliki makna yang luas, mencakup anak, kebahagiaan, kesehatan, keluarga yang baik, sahabat, saudara, dan sebagainya.
Rezeki tidak hanya terbatas pada materi, tetapi juga bisa berupa hal-hal tersebut.
Orang yang memilih cerai karena masalah ekonomi seringkali kurang bersyukur atas nikmat yang diberikan oleh Allah SWT.