GENMUSLIM.id - Sebanyak 132 warga negara asing (WNA) yang ditangkap kepolisian Batam beberapa waktu lalu karena diduga melakukan love scamming akhirnya dideportasi ke negaranya.
Love scamming atau penipuan berkedok cinta telah menjadi modus kejahatan baru seiring berkembangnya teknologi informasi.
Pelaku love scamming tidak hanya menyasar kelompok sosial tertentu untuk dijadikan target penipuan, laki-laki ataupun perempuan memiliki resiko yang sama untuk dijadikan korban, untuk itu para muslimah juga harus waspada dengan hal ini.
Perempuan muslimah memiliki potensi yang lebih besar untuk menjadi korban love scamming, apalagi jika kebetulan datangnya pelaku berbarengan dengan kondisi psikologis muslimah yang memang membutuhkan perhatian dan cinta kasih.
Postingan-postingan di media sosial saat ini sangat memicu berubahnya mindset ataupun psikologis dari netizen, tak terkecuali para muslimah.
Melihat postingan orang yang sukses dalam karir, pendidikan, usaha, ataupun kehidupan pernikahan yang harmonis terkadang memunculkan rasa insecure sehingga membuat netizen menjari cara untuk mewujudkan hal yang sama, apalagi jika bisa dilakukan secara instan.
Tak jarang karena terburu-buru ingin mendapatkan sesuatu seperti inilah yang dapat membuat muslimah terjebak dalam perangkap pelaku love scamming.
Dilansir Genmuslim.id dari berbagai sumber, love scamming adalah bentuk rekayasa sosial, di mana pelaku akan menjadikan orang-orang yang mencari persahabatan atau cinta sebagai target manipulasi.
Pelaku love scamming akan melakukan penipuan dengan kata-kata cinta bahkan menjanjikan hubungan romansa yang serius.
Setelah memanipulasi korban dan mendapatkan uang, maka pelaku akan menghilang begitu saja.
Orang yang love scamming tidak akan menggunakan identitas asli, mereka akan membuat identitas baru untuk melancarkan aksi penipuan berkedok cinta ini.
Alasan berikutnya yang membuat seorang muslimah terjebak dalam love scamming adalah keahlian para pelaku penipuan ini dalam melakukan aksinya.