Dengan begitu, anak belajar bahwa emosi adalah hal yang normal dan harus diakui, bukan diabaikan.
Cara lain yang bisa dilakukan adalah dengan membahas karakter dari buku atau acara televisi yang mereka sukai.
Tanyakan, "Menurutmu, bagaimana perasaan karakter ini?" Dengan latihan, kemampuan anak dalam mengenali dan menamai emosinya akan semakin berkembang.
3. Berikan Informasi yang Membuat Mereka Berdaya
Anak-anak suka tahu apa yang akan terjadi, jadi manfaatkan hal ini untuk membantu mereka mengendalikan ketakutan atau kecemasan.
Misalnya, jika anak Anda takut dengan suntikan, jelaskan sebelumnya tentang pentingnya vaksinasi untuk mencegah penyakit.
Selain itu, beri mereka sedikit kendali dalam situasi tertentu. Contohnya, di kantor dokter, tanyakan apakah mereka ingin suntikan di lengan kiri atau kanan.
Kemudian, beri mereka pilihan hadiah sederhana setelahnya, seperti stiker atau pensil baru.
Dengan memberi mereka sedikit pilihan, anak akan merasa lebih berdaya dan mampu mengendalikan situasi.
4. Tetapkan Ekspektasi yang Realistis
Cara lain untuk membantu anak merasa lebih terkendali adalah dengan menetapkan ekspektasi yang realistis sebelum mereka menghadapi sesuatu yang baru atau sulit.
Misalnya, jika anak Anda yang sensitif sedang mencoba menyelesaikan puzzle dengan 300 keping dan Anda menduga akan ada kemarahan di tengah jalan, persiapkan mereka sebelumnya.
Anda bisa mengatakan, "Puzzle ini lebih sulit dari yang lain, jadi mungkin akan butuh beberapa hari untuk menyelesaikannya. Mungkin kita bisa mengerjakannya bersama-sama?"
Dengan memberikan ekspektasi yang jelas, anak akan lebih siap menghadapi tantangan tanpa merasa terlalu tertekan.