Dinasti Umayyah II di Spanyol merupakan dinasti independen yang tidak termasuk ke dalam kekuasaan Dinasti Abbasiyah ketika itu.
Abdurrahman bin Muawiyyah kemudian dijuluki sebagai Abdurrahman ad-Dakhil setelah berhasil mendirikan daulah tersebut pada tahun 756 M.
Sebagai seorang pemimpin yang baru, Abdurrahman ad-Dakhil memindahkan pusat pemerintahannya dari Toledo ke Cordova.
Dikutip GENMUSLIM.id dari buku Sejarah dan Peradaban Islam Periode Klasik (Abad VII-XIII M) karya Prof. Dr. H. Faisal Ismail, M.A.,
Alasan pemindahan tersebut adalah karena pertimbangan politis agar keamanan lebih terjamin dan sosial ekonomi bisa lebih maju.
Abdurrahman ad-Dakhil dikenal sebagai sosok yang banyak melakukan pembangunan besar-besaran selama pemerintahannya.
Ia membagi wilayah Andalusia menjadi beberapa wilayah administratif yang dipimpin oleh gubernur.
Pada masa pemerintahannya, ia membangun Masjid Agung Cordoba serta institusi-institusi pendidikan dan pusat kajian ilmiah.
Baca Juga: Bahlil Lahadalia Sebut Raja Jawa: Menelusuri Jejak Sejarah Kisah Sang Raja Jawa yang Kontroversial
Selain itu, ia juga membangun banyak saluran irigasi untuk mengairi tanah-tanah pertanian milik rakyat.
Abdurrahman ad-Dakhil berhasil melakukan harmonisasi antara kemegahan istana, keagungan masjid, kewibawaan perguruan tinggi, dan keindahan taman kota.
Setelah ia wafat, pemerintahan diberikan kepada anaknya, Hisyam I, dan seterusnya sampai khalifah terakhir yang memerintah sampai tahun 1031 M.
Dinasti Umayyah II di Spanyol memerintah selama 284 tahun lamanya dengan 24 khalifah yang pernah memimpin. ***