Komplek pemakaman Imam Bukhori tidak mungkin seindah dan semegah ini tanpa peran Soekarno. Imam Al Bukhori dimakamkandi Samarkand sekitar tahun 870 Masehi.
Cendekiawan muslim lainnya yang juga berasal dari Uzbekistan yaitu Imam At-Tirmizi adalah seorang ahli hadis. Ia pernah belajar hadis dari Imam Bukhori. Ia menyusun kitab Sunan At-Tirmizi.
Dan di sini kita bisa melihat banyak pemakaman-pemakaman umum juga selain memang makam perawi hadis yang paling kita kenal, selain Imam Al Bukhori adalah Imam At-Tirmizi.
Selanjutnya adalah Abu Mansur Al Maturidi yang merupakan salah satu pelopor ulama fikih dan ulama ahli kalam. Imam Al Maturidi dilahirkan di Maturid, sebuah pemukiman di kota Samarkand.
Selanjutnya adalah Imam Bahauddin Anasakbandi, pendiri toriqah Naksabandia, salah satu toriqah cukup besar di kalangan Islam.
Juga merupakan salah satu toriqah terbesar di Indonesia. Beliau merupakan sosok ulama keturunan Nabi Muhammad SAW dari jalur Saidina Hussein.
Selanjutnya adalah Abu Lais Asmarakondi, ulama ahli fikih. Beliau dikenal ulama ahli fikih dan pakar hadis, penulis tafsir Bahlul Ulum atau Tafsir Al Asmarakondi. Beliau dilahirkan di Samarkan, Uzbekistan.
Sedangkan dalam ilmu pengetahuan umum Uzbekistan, melahirkan banyak ilmuwan dunia, diantaranya adalah Ibnu Sina, ilmuwan di bidang pengobatan modern.
Di negara barat, ia dikenal dengan Aviecina. Ibnu Sina lahir pada 980 Masehi, di Afshanah, daerah dekat Bukhoro, dan meninggal pada bulan Juni 1307 Masehi, di Hamadan Persia, Iran.
Selanjutnya Al-Khawarizmi, bapak Al-Jabar, ahli matematika. Ia merupakan seorang ahli matematika dan astronomi, dan dianggap sebagai penemu algoritma, yang dikenal sebagai Algoritma Al-Kawarizmi. Algoritma ini menjadi dasar dalam pengembangan komputer modern.
Selanjutnya adalah Al-Biruni. Al-Biruni adalah orang pertama yang menghitung keliling bumi. Ia melakukan hal itu pada abad ke-11, ketika masih ramai perdebatan antara apakah bentuk bumi bulat atau datar.
Al-Biruni dikenal sebagai seorang ilmuwan eksperimentalis. Ia melakukan penelitian ulang terhadap teori-teori yang sudah ada dan berkembang untuk membuktikan kebenarannya. Misal teori Aristoteles tentang penglihatan.
Aristoteles meyakini bahwa penglihatan diakibatkan oleh sinar yang memancar dari mata dan menuju suatu benda.
Sementara Al-Biruni menyatakan bahwa penglihatan merupakan hasil pantulan cahaya pada benda yang masuk ke mata.