Bagi etnis Aceh Pidie mencapai 10 - 30 mayam. Di Aceh Utara, Bireuen bisa mencapai 10 - 100 mayam. Sementara Aceh Timur, Aceh Besar, dan Banda Aceh besaran mahar yang perlu dikeluarkan yakni sekitar 5 - 20 mayam.
Hal ini bahkan sering dikritik oleh publik dengan kiasan “hana peng hana inong” yang artinya; laki-laki tidak punya uang, maka ia tidak akan punya istri.
Memang agak sinis, sebab akan terkesan bahwa hanya laki-laki yang mampu secara finansial yang boleh menikah.
Sehingga kenaikan harga emas bisa juga menjadi alasan utama mengapa para laki-laki sulit melamar perempuan, khususnya di Aceh.
Ini karena emas merupakan satu-satunya mahar yang lazim digunakan.
Jika dibayangkan, maka estimasi waktu untuk mengumpulkan modal akan lebih panjang sehingga memungkinkan para pemuda memilih menunda pernikahan sebelum kondisi ekonomi tercukupi. ***