Apakah MPASI Fortifikasi Berbahaya untuk Bayi? Yuk, Cek Faktanya dari Para Ahli

Photo Author
- Minggu, 1 Oktober 2023 | 13:15 WIB
Ilustrasi Makanan MPASI Fortifikasi aman dikonsumsi bayi karena telah diteliti para ahli (GENMUSLIM.id/dok: Freepik)
Ilustrasi Makanan MPASI Fortifikasi aman dikonsumsi bayi karena telah diteliti para ahli (GENMUSLIM.id/dok: Freepik)
GENMUSLIM.id- Dalam berbagai forum, banyak ibu di Indonesia yang mempertanyakan apakah makanan berupa  MPASI fortifikasi aman untuk bayi.
 
Pertanyaan ini timbul karena MPASI fortifikasi termasuk makanan pabrikan dan ada persepsi bahwa makanan pabrikan tidak baik untuk bayi.
 
Sebagai salah satu orang yang bertanggung jawab atas standarisasi pangan olahan di Indonesia, Prof. Dr. Ir. Sugiyono, M.AppS, pakar teknologi pangan tergerak untuk memberikan informasi yang lengkap mengenai isu makanan MPASI fortifikasi untuk bayi.
 
 
Kesalahpahaman mengenai MPASI fortifikasi berawal dari persepsi negatif yang muncul terhadap makanan yang masuk kategori ultra processed food (UPF) dalam sistem klasifikasi makanan bernama NOVA.
 
"Klasifikasi NOVA sendiri dicetuskan oleh peneliti dari Brazil pada tahun 2009 yang menggolongkan makanan dalam 4 kategori berdasarkan tingkat pengolahannya," jelas Prof. Dr. Ir. Sugiyono, M.AppS yang juga anggota tim pakar Direktorat Standardisasi Pangan Olahan BPOM kepada Genmuslim, pada Minggu, 1 Oktober 2023.
 
Empat kategori tersebut adalah unprocessed dan minimally processed foods (seperti pangan segar), processed culinary ingredients (bahan pangan yang meliputi minyak atau lemak, gula, dan garam), processed foods (buah atau ikan di kaleng), dan UPF (makanan cemilan, biskuit, minuman susu, sereal sarapan, makanan instan).
 
Klasifikasi NOVA sama sekali tidak memperhitungkan kandungan nutrisi makanan, dan hanya mengkategorikan makanan berdasarkan tingkat pengolahannya saja.
 
Oleh karena itu, dalam beberapa tahun terakhir ini, semakin banyak pakar yang mengkritik penggunaan klasifikasi NOVA untuk menilai kandungan nutrisi makanan karena tingkat pengolahan makanan tidak menentukan kandungan nutrisi makanan yang dihasilkan.
 
 
Kandungan nutrisi makanan lebih banyak ditentukan komposisi bahan yang digunakan untuk membuat makanan tersebut.
 
Contohnya, proses pemanggangan biskuit dapat menghasilkan produk dengan kandungan nutrisi sesuai untuk bayi, tetapi juga bisa menghasilkan biskuit yang tidak cocok untuk bayi, tergantung pada bahan yang digunakan.
 
Dengan demikian, mengatakan bahwa makanan pabrikan sebagai makanan yang tidak baik bagi bayi karena termasuk UPF, tentu bukan perkataan yang tepat.
 
Hal yang tepat dalam menilai sebuah produk MPASI fortifikasi baik atau tidak bagi bayi adalah dengan melihat komposisi nutrisi makanan pabrikan tersebut.
 
"Mungkin ibu-ibu pernah mendengar informasi bahwa MPASI fortifikasi tidak aman berdasarkan studi mengenai efek negatif UPF," kata Sugiyono.
 
 
Menurut Sugiyono, hal 
Yang perlu diluruskan adalah sebenarnya, belum ada satupun studi yang menggunakan produk MPASI fortifikasi sebagai sumber makanan yang diteliti.
 
Penting diketahui ibu bahwa MPASI fortifikasi dikontrol sangat ketat oleh BPOM: mulai dari bahan baku, proses produksi, kandungan zat gizi, serta keamanannya.
 
Untuk produk MPASI fortifikasi, BPOM menerapkan standar yang sangat ketat mengingat pentingnya keamanan makanan bayi dan nilai gizinya.
 
BPOM tidak mengizinkan MPASI fortifikasi mengandung pengawet, pewarna atau perisa serta tidak boleh memiliki kandungan gula dan garam yang tinggi.
 
MPASI fortifikasi yang telah diizinkan beredar di Indonesia oleh BPOM berarti juga telah lolos tahap pengontrolan kualitas sesuai kriteria Codex Alimentarius.
 
Codex Alimentarius
Yaitu sebuah lembaga independen yang membuat standar makanan berbasis sains yang ditetapkan secara kolektif oleh berbagai negara untuk melindungi kesehatan konsumen yang dibentuk oleh FAO/WHO.
 
Menurut Dokter Anak,  Dr. Mas Nugroho Ardi Santoso, SpA, MKes, MPASI yang mendukung tumbuh kembang optimal adalah yang diberikan tepat waktu, cukup kalori, protein, lemak, vitamin, mineral, higienis dan responsif diberikan setelah bayi berusia 6 bulan dan ASI dapat diteruskan sampai usia 2 tahun.
 
MPASI yang kurang dalam kuantitas dan kualitas dapat menyebabkan anak gagal tumbuh dan jika berlangsung dalam waktu lama akan menjadi pemicu malnutrisi dan stunting.
 
Selain mengetahui teorinya, sebenarnya ada masalah lain yang lebih nyata yang dihadapi para ibu (dan juga mungkin inilah yang membuat ibu sering khawatir).
 
Yaitu bagaimana ibu bisa memastikan kualitas nutrisi makanan, mulai dari apakah kualitas bahan bakunya terjamin, apakah proses memasaknya sudah benar sehingga nutrisinya tidak rusak?
 
Dari segi pengolahan makanannya saja, sebenarnya cukup sulit memastikan kualitas nutrisi MPASI olahan sendiri, apalagi bubur tim pinggir jalan.
 
 
Sebagai gambaran, bayi berusia 6 bulan ke atas membutuhkan asupan zat besi sebanyak 11 mg/hari. 
 
ASI hanya menyediakan sekitar 3% dari 11 mg zat besi, sehingga sisanya perlu diperoleh dari MPASI.
 
Makanan kaya zat besi seperti daging sapi, hati sapi atau ayam, dan ikan harus dikonsumsi dalam jumlah sekitar 400g untuk memenuhi kebutuhan zat besi harian. Tentunya itu tidak mungkin dengan kapasitas lambung bayi yang terbatas.
 
Disinilah MPASI fortifikasi sangat bisa digunakan sebagai alternatif nutrisi pendukung tumbuh kembang oleh karena kelebihannya, yaitu sudah ditambahkan vitamin dan mineral sesuai kebutuhan harian. 
 
Para ibu juga sebaiknya bijak dalam menyikapi nutrisi MPASI. 
 
Jika bisa memastikan kualitas nutrisi seimbang sesuai kebutuhan anak, silahkan dibuat makanan olahan di rumah.
 
Tetapi tidak juga harus dipaksakan atau idealis untuk anti terhadap nutrisi fortifikasi, padahal disaat yang sama nutrisi anak justru tidak tercukupi karena makanan olahannya tidak berkualitas.
 
"Mari fokus pada kebutuhan nutrisi seimbang anak, terlepas apakah berasal dari nutrisi olahan sendiri atau dibantu oleh nutrisi fortifikasi," jelas Dr. Mas Nugroho Ardi Santoso.
 
Disamping itu juga para ibu disarankan untuk terus menambah wawasan terkait tumbuh kembang dari sumber-sumber yang valid dan bisa dipertanggungjawabkan. Sehingga lebih bijak dalam mengambil keputusan.***
 
Sobat Genmuslim yang baik hatinya, ingin mendapat berita update setiap hari dari Genmuslim.id? Ayo gabung di Grup Telegram "GENMUSLIM NEWS", caranya klik link https://t.me/genmuslimnews, kemudian join. Langkah pertama install aplikasi Telegram di Ponsel.

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Dwi Nur Ratnaningsih

Sumber: Liputan khusus

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X