GENMUSLIM.id- Miris, kasus bullying dengan korban seorang pelajar di sekolah dasar menambah daftar panjang kasus perundungan di negeri ini.
Korban bullying yang sekolah di SDN 235 Gresik ini mendapatkan perlakuan keji dari kakak kelasnya, hingga terpaksa harus mengalami kebutaan permanen setelah bola matanya rusak ditusuk.
Setelah diselidiki ternyata bullying yang dilakukan pelaku bukanlah kali pertama tapi ternyata korban sudah sejak lama mengalami hal ini, nanmu ia enggan menceritakan kepada pihak keluarga.
Usai mengetahui kronologis kejadian yang menimpa anaknya, orang tua korban mencoba menceritakan kondisi anaknya dan bermaksud melihat rekaman CCTV di lokasi untuk melihat kronologis kejadian, namun pihak sekolah diduga mencoba menutupinya.
Bercermin dari kasus bullying ini, membuat para orang tua menjadi was-was mengirim anaknya ke sekolah, sebab lingkungan sekolah yang seharusnya menjadi tempat paling aman dan nyaman untuk belajar justru menjadi ancaman yang membahayakan pelajar.
Dilansir GENUSLIM dari berbagai sumber pada Rabu, 20 September 2023 bahwa berdasarkan data yang dihimpun oleh Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) dan Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI), kasus bullying masih menjadi teror bagi anak-anak di lingkungan sekolah.
Berdasarkan data tersebut diketahui, tercatat terjadi 226 kasus bullying pada 2022, dan 53 kasus pada 2021 serta 119 kasus di tahun 2020.
Perilaku bullying merupakan bentuk rusaknya kesehatan mental pada diri anak dan remaja berupa keinginan untuk melakukan perundungan dan tindakan kekerasan terhadap temannya.
Faktor yang menyebabkan anak dan remaja melakukan bullying, di antaranya:
- Faktor Keluarga
Remaja pernah menyaksikan dan mengalami kekerasan akibat sikap emosional dari orang-orang yang ada di lingkungan keluarga seperti orang tua dan saudara kandung.
Selain itu, sikap orang tua yang permisif atau serba mengizinkan tanpa adanya aturan akan membuat anak dan remaja merasa bebas melakukan apa saja di luar rumah.
- Faktor Percaya diri
Remaja yang tidak percaya diri cenderung berbohong untuk menutupi kekurangan dirinya, sehingga ketika melakukan tindakan bullying mereka akan merasa memiliki kekuatan dan dominasi.