Sedangkan kompetensi sosial kultural berkaitan dengan kemampuan guru dalam berinteraksi dengan siswa, rekan kerja, dan masyarakat, serta kemampuan untuk beradaptasi dengan perubahan yang terjadi di lingkungan pendidikan.
Tahapan ujian UKKJ bervariasi tergantung pada jenjang jabatan yang akan dicapai. Guru yang ingin naik dari jabatan ahli pertama ke ahli muda akan mengikuti satu tahapan ujian, yaitu Situational Judgement Test (SJT).
SJT ini berisi 68 soal yang menggambarkan situasi-situasi yang mungkin dihadapi oleh guru dalam menjalankan tugasnya.
Peserta diminta untuk memilih jawaban yang paling efektif dari beberapa pilihan yang tersedia.
Durasi untuk menyelesaikan SJT ini adalah 120 menit. Bagi guru yang ingin naik dari jabatan ahli muda ke ahli madya, mereka harus mengikuti dua tahapan ujian, yaitu SJT dan studi kasus.
Studi kasus digunakan untuk menguji kemampuan peserta dalam membuat keputusan yang tepat dan berpikir analitis terhadap situasi yang terjadi di tempat kerja.
Dalam ujian studi kasus, peserta diminta untuk memilih jawaban yang dianggap paling efektif dalam menghadapi masalah yang disajikan.
Durasi pengerjaan studi kasus adalah 30 menit. Bagi peserta yang ingin naik dari jabatan ahli madya ke ahli utama, mereka akan mengikuti tiga tahapan ujian, yakni SJT, simulasi coaching, dan wawancara.
Simulasi coaching adalah tes yang dirancang untuk mengukur kemampuan peserta dalam membantu rekan sejawat menyelesaikan masalah di tempat kerja.
Dalam simulasi ini, peserta akan bermain peran dalam situasi yang mirip dengan kondisi nyata di sekolah.
Setelah simulasi coaching, peserta akan menjalani wawancara yang bertujuan untuk menggali lebih dalam mengenai kompetensi dan pengalaman peserta.
Wawancara ini akan berlangsung selama 60 menit dan menjadi bagian penting dalam penilaian akhir.
Setelah mengikuti seluruh tahapan UKKJ dan berhasil lulus, peserta akan mendapatkan sertifikat dan surat rekomendasi untuk naik ke jenjang jabatan yang lebih tinggi.