3. mustatsna minhu (yang dijadikan patokan pengecualian)
Contoh:
قَامَ الرِّجَالُ إِلَّا زَيْدًا
Illa (إِلَّا) = adatul istitsna
Zaidan (زَيْدًا) = mustatsna
Ar-Rijal (الرِّجَالُ) = mustatsna minhu
Dari 8 adaat al istitsna tersebut terdapat kaidah-kaidah yang mesti dipatuhi, yakni:
Pengecualian dengan menggunakan huruf istitsna إِلَّا
1. Bila kalimatnya sempurna dan positif, maka mustatsna-nya wajib manshub.
2. Bila kalimatnya sempurna dan negatif, maka boleh menghukumi mustatsna sebagai badal ataupun manshub dengan adat ististnaa.
3. Bila kalimatnya negatif dan tidak sempurna, maka I’rab mustatsna mengikuti ‘amilnya.
Pengecualian dengan isim غَيْرُ ، سِوَى ، سُوَى ، سَوَاءُ
Bila istitsnanya menggunakan empat adat istitsna di atas (semuanya bermakna selain), maka mustatsna wajib majrur!
Baca Juga: Wajib Tahu! Ini Dia Kumpulan Peribahasa dalam Bahasa Arab yang Kaya Makna. Yuk, Pelajari Bersama!