Saat anak frustasi karena mengalami kegagalan, mereka akan memerlukan kehadiran orang tuanya sebagai pemandu sorak yang membantu mereka bangkit kembali.
Dengan menunjukkan rasa percaya pada anak, mereka akan memiliki kembali kepercayaan dirinya. Ini akan sangat bermanfaat jika disertai dengan empati.
Dorong anak untuk belajar dari kesalahannya untuk mengetahui apa yang harus diperbaiki atau ditingkatkan.
Intervensi
Ketika anak mengalami kesulitan dalam hidupnya, orang tua yang menerapkan scaffolding parenting akan melakukan intervensi atau campur tangan.
Namun, alih-alih langsung mengambil alih situasi, orang tua akan bergabung menjadi kolaborator untuk anak.
Bantulah anak untuk merenung dan memikirkan penyelesaian masalah yang mereka hadapi.
Intervensi ini memberikan contoh bagaimana caranya untuk tetap tenang saat frustasi
Selain itu, intervensi mengajarkan anak membedakan antara meminta seseorang untuk membantu menyelesaikan suatu tugas dan meminta seseorang untuk menyelesaikan tugas itu sendirian.
Validasi
Ketika anak kesusahan mencapai tujuannya, orang tua harus tetap memvalidasi upaya yang mereka lakukan. Ini akan merangsang umpan balik positif dari anak bagaimanapun hasilnya.
Ketekunan dan ketangguhan juga dapat terpupuk ketika anak mampu bertahan untuk menghadapi rasa frustasinya sendiri.
Jadi, memvalidasi upaya mereka dalam menghadapi kesulitan akan mengajarkan anak untuk pantang menyerah dan pentingnya kegagalan yang sehat.
Baca Juga: Seputar Parenting: Sering Memuji Anak? Perhatikan 3 Hal Penting Ini Ketika Memberi Pujian pada Anak!
Empati