GENMUSLIM.id – Cuaca panas dan polusi udara tinggi menjadi penyebab naiknya resiko masyarakat terkena infeksi tifoid termasuk anak-anak, salah satunya karena masyarakat kurang menjaga kebersihan sehingga kuman dan virus yang ada di sekitar kita, bisa mudah masuk lewat mulut serta hidung.
Hal ini senada yang dijelaskan oleh Ketua Pencegahan Infeksi dan Kontrol, Komite Kontrol Resistan Antimikroba RS Cipto Mangunkusumo, bernama Dr. Ari Prayitno Sp.A(K), mengatakan bahwa cuaca panas dan polusi udara yang kian memburuk, mampu meningkatkan resiko masyarakat untuk dapat terkena infeksi tifoid.
Melalui salah satu acara diskusi, Ari Prayitno mengungkapkan, ketika salah satu tangan kita menyentuh sesuatu, apalagi saat tangan itu masuk ke mulut sebelum mencuci tangan, atau kurang bersih mencuci tangan dan didukung oleh cuaca kering, mempermudah kontaminasi penyebaran kuman, sehingga infeksi lebih mudah masuk ke pencernaan.
Baca Juga: Orang Tua Harus Tau! 7 Langkah Pertolongan Pertama untuk Mengatasi Demam Tinggi pada Anak di Rumah
Ia meminta masyarakat untuk lebih berhati-hati terhadap penyakit yang bisa berkembang melalui transimisi udara dan kontaminasi pada makanan, maka tidak mengherankan orang tua yang tidak mengajari anaknya untuk menjaga kebersihan, anak-anaknya akan lebih mudah untuk jatuh sakit, karena virus dan kuman mudah masuk lewat makanan yang telah terkontaminasi.
Kebiasaan mencuci tangan sebelum makan, akan membuat virus dan kuman tidak mudah masuk lewat makanan ataupun jalur-jalur lainnya, tangan yang kotor menjadi ladang untuk virus dan kuman bertumbuh dan berkembang biak dengan jumlah banyak.
Lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia ini menjelaskan demam tifoid banyak menyerang sistem pencernaan, sehingga jangan tertipu dengan tangan yang terlihat bersih, jangan malas untuk menjaga kebersihan tangan dengan antiseptik atau cuci tangan dengan air yang bersih.
Baca Juga: Anak Demam? Berikut Beberapa Cara Penanganan Sederhana yang Bisa Dilakukan Orang Tua di Rumah
Selain itu, kita perlu memperhatikan kontaminasi saluran tinja yang masuk lewat saluran air yang dikonsumsi, yang juga mempermudah menyebarnya kuman dan virus penyebab demam tifoid, oleh sebab itu, demam tifoid dapat dihindari dengan memperbaiki kebersihan lingkungan dan menjaga sanitasi, agar terhindar dari risiko tifoid.
Ari Prayitno juga menambahkan pentingnya vaksinasi demam tifoid terlebih bagi yang berada di daerah endemik agar terhindar dari beratnya gejala dan komplikasi, vaksin yang diberikan pada anak usia 2 tahun dan diulang pada usia 3 tahun sebanyak satu kali pemberian dengan tetes melalui mulut, serta suntik.
Selain itu, pencegahan demam tifoid bisa dilakukan dengan suntik yang ada dua macam yakni polusakarida untuk anak usia di atas 2 tahun dan konjugat untuk di bawah 2 tahun.
Jika ada anak yang mengalami demam lebih dari satu minggu serta jika ada riwayat anggota keluarga yang juga mengalami demam tifoid, maka segera kunjungi fasilitas kesehatan terdekat.
Kesimpulannya yaitu orang tua perlu mendidik anak untuk selalu menjaga kebersihan di mana saja dan kapan saja, dan jika anak tidak mematuhi hal-hal tersebut, orang tua bisa memberitahu anak tentang bahayanya jika tidak menjaga kebersihan, terutama kebersihan diri sendiri, sebab inilah pola atau gaya parenting yang paling utama, untuk menjaga anak sehat.***
