1. Memahami bahwa anak butuh support dari kedua orang tuanya
Perlu disadari bahwa anak butuh punya hubungan yang dekat dengan kedua orang tuanya.
Anak butuh dukungan dan cinta dalam hidupnya
Membatasi waktu yang dihabiskan anak bersama mantan pasangan dan keluarganya secara tidak adil hanya akan merugikan anak.
Ayah atau ibu tidak akan kehilangan kasih sayang anak dengan mendukung kesempatan untuk mengenal keluarga besar mantan pasangannya.
2. Ingatlah bahwa anak itu pribadi tersendiri
Ingatlah, anak tidak harus mencerminkan perasaan ibu atau ayah terhadap mantan pasangannya.
Anak mudah menyerap hal di sekitarnya, sehingga fokuslah untuk mengembangkan perspektif dan perasaannya sendiri terhadap orang tuanya.
Dengan cara ini, anak tidak akan merasa bersalah dalam meletakkan kasih sayang terhadap kedua orang tuanya.
Baca Juga: Gentle Parenting: Pola Asuh Tanpa Drama Marah-marah, Kenali Manfaat dan Cara Penerapannya pada Anak
3. Buatlah kesepakatan tertulis yang spesifik
Buatlah kesepakatan seperti kesepakatan bisnis. Kesepakatan ini harus spesifik menjawab semua pertanyaan mengenai perawatan anak, pertukaran waktu asuh, bagaimana jika anak sakit, dan sebagainya.
Ajukan kesepakatan ini pada perwalian hukum.
Dokumen kesepakatan ini nantinya tidak hanya melindungi keputusan orang tua tetapi juga kesejahteraan anak.
Cantumkan juga konsekuensi apabila ada yang melanggar kesepakatan yang telah dibuat.
