Anak yang terlalu dimanja oleh orang tua tidak akan tumbuh menjadi anak yang mandiri dan percaya diri.
3. Berikan Quality Time
Meskipun orang tua memiliki waktu 24 jam bersama anak, namun jika tidak berkualitas, tidak akan menghasilkan apa-apa.
Berbeda jika orang tua meluangkan waktu khusus pada anak, maka anak akan merasa mendapatkan perhatian yang cukup.
Ia akan tumbuh menjadi sosok yang berkelakuan baik karena mendapat kasih sayang dan perhatian yang cukup dari orang tua.
Mendengar dan mengucapkan parenting memang mudah, namun mengaplikasikannya di kehidupan sehari-hari merupakan sesuatu yang sulit, bahkan sangat sulit.
Mengingat tugas Ibu yang menumpuk setiap hari, mulai dari memasak, menyapu, mengepel, mengurus keperluan Ayah, mengurus keperluan bayi, mengurus keperluan kakak, hingga bekerja, tentunya Ibu rentan mengalami stres dan kelelahan.
Akhirnya, nilai-nilai parenting yang sudah tersimpan di memori, tiba-tiba hilang begitu saja.
Tidak melampiaskan emosi dan kemarahan pada anak saja sudah bagus, terlebih akibat pekerjaan rumah yang tidak ada habisnya.
Namun jangan sampai pekerjaan sebagai seorang Ibu yang menumpuk, justru membuat anak terlantar.
Bukan terlantar dalam artian tidak makan atau tidak mandi, namun dalam arti tidak memberi kasih sayang yang cukup pada anak karena kondisi jiwa dan fisik yang terlalu lelah.
Baca Juga: Kontradiktif dalam Pola Asuh Anak, Apakah Hal Demikian Diperbolehkan dalam Parenting? Yuk, Cari Tahu
Hal tersebut diatas kerap terjadi pada sebuah rumah tangga. Anak kerap terabaikan, ditambah pola asuh yang seenaknya dan tidak memenuhi prinsip parenting sama sekali.
Memang sih orang tua yang akan bertanggung jawab terhadap masa depan anak, namun tentu Ibu masih berharap anak memiliki karakter unggul dan mandiri bukan?
Oleh karena itu, untuk mengatasi pola parenting yang salah terhadap anak, Ibu perlu menyadari betul bahwa anak merupakan anugerah terbesar yang diberikan oleh Sang Pencipta, jadi sudah sepantasnya jika anugerah tersebut dijaga dengan baik.