GENMUSLIM.id - Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto berusaha secara maksimal untuk melayani masyarakat Indonesia di tengah isu kenaikan pajak PPN 12 persen yang sempat menuai pro dan kontra.
Walaupun kenaikan pajak PPN 12 persen sudah dikonfirmasi presiden Prabowo saat menghadiri rapat penutupan buku akhir tahun bersama Menteri Keuangan Sri Mulyani yang mengkonfirmasi bahwa kenaikan pajak ini hanya untuk barang-barang mewah tertentu saja.
Belum lama ini Presiden Prabowo Subianto membuat gebrakan baru dengan mengalokasikan anggaran sebanyak Rp4,7 triliun untuk Program Pemeriksaan Kesehatan Gratis yang diperuntukkan bagi 60 juta orang di Indonesia mulai tahun ini.
Dikutip GENMUSLIM dari Antara News pada Sabtu, 4 Januari 2025 Juru Bicara Kantor Komunikasi Kepresidenan Dedek Prayudi dalam keterangannya di Bogor, Jawa Barat, Jumat, menyampaikan:
"Cara pandang Presiden terhadap kesehatan bukan hanya mengobati orang sakit. Upaya promotif, preventif, itu jauh lebih penting dibandingkan kuratif," katanya.
Dalam statement nya ia mengatakan bahwa Presiden Prabowo Subianto menekankan pentingnya pencegahan penyakit dan skrining kesehatan gratis untuk mengurangi kematian akibat penyakit kardiovaskuler dan penyakit tidak menular lainnya.
Dimana program ini dibentuk untuk skrining kesehatan dan juga cek kesehatan gratis bagi seluruh masyarakat.
Menurut data Registrasi Sosial Ekonomi (Reg Sosek) 2023, penyebab kematian tertinggi di Indonesia adalah penyakit tidak menular.
Baca Juga: Sri Mulyani Klarifikasi Kebijakan Presiden Prabowo: PPN Tetap Stabil, Fokus pada Barang Mewah
Di Indonesia, angka kematian akibat penyakit jantung atau kardiovaskular mencapai lebih dari 600 ribu jiwa per tahun.
"Hampir setara dengan populasi satu Kota Cimahi di Jawa Barat. Pemerintahan Prabowo-Gibran menilai hal ini sangat mendesak diberikan atensi khusus," kata Dedek.
Penderita hipertensi, kolesterol atau bahkan serangan jantung, kata Dedek, dapat ditekan bahkan diselamatkan kalau masyarakat rutin melakukan cek kesehatan.
Dedek juga menerangkan dalam pernyataannya jika program skrining kesehatan akan digelar secara bertahap mulai tahun 2025 dengan menargetkan 60 juta orang.