Tragedi Bullying Berujung Maut: Fakta Autopsi Albi Dan Seruan Hentikan Kekerasan Pada Anak

Photo Author
- Jumat, 29 November 2024 | 14:17 WIB
Polisi Rilis Hasil Autopsi Albi yang Meninggal Akibat Bullying di Sekolah. (foto: GENMUSLIM.id/dok: Instagram @infosubang)
Polisi Rilis Hasil Autopsi Albi yang Meninggal Akibat Bullying di Sekolah. (foto: GENMUSLIM.id/dok: Instagram @infosubang)

GENMUSLIM.id - Kasus meninggalnya Albi Ruffi Ozara (9), bocah SD asal Subang yang diduga menjadi korban bullying, mengguncang hati masyarakat.

Hasil autopsi yang dirilis oleh Kapolres Subang, AKBP Ariek Indra Sentanu, mengungkap fakta mengejutkan.

Dilansir GENMUSLIM dari Instagram @infosubang.co pada Jumat, 29 November 2024, Albi mengalami pendarahan di otak yang menyebabkan koma selama tiga hari hingga meninggal dunia pada Senin, 25 November 2024.

"Autopsi menunjukkan adanya pendarahan di otak, yang menjadi penyebab utama korban kehilangan kesadaran," ungkap Kapolres dalam keterangan pers, Selasa, 26 November 2024.

Baca Juga: Tragedi Bullying Di Subang: Duka Mendalam dan Seruan Akhir Untuk Menghentikan Perundungan DI Sekolah

Fakta ini menjadi dasar bagi polisi untuk mendalami kasus tersebut melalui pemeriksaan saksi dan terduga pelaku.

Saat ini, polisi telah memeriksa tiga terduga pelaku yang masih di bawah umur, yaitu anak-anak berusia kurang dari 12 tahun.

Karena status mereka sebagai anak-anak, penanganan kasus ini melibatkan berbagai pihak, termasuk Balai Pemasyarakatan (Bapas), Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), serta keluarga korban.

Pemeriksaan akan diperluas untuk mengumpulkan keterangan dari pihak sekolah, keluarga, dan teman-teman korban.

Kasus ini menunjukkan betapa seriusnya dampak bullying, terutama di kalangan anak-anak.

Baca Juga: Tragis! Kematian Siswa di Blanakan Akibat Bullying Picu Sorotan dan Langkah Tegas Berbagai Pihak

Kekerasan fisik maupun psikologis yang dibiarkan tanpa pengawasan dapat menimbulkan tragedi yang menghancurkan masa depan generasi muda.

Meskipun pelaku adalah anak-anak, tanggung jawab utama terletak pada lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat untuk mencegah perilaku seperti ini sejak dini.

Fenomena bullying sering kali terjadi karena lemahnya pengawasan, kurangnya edukasi tentang empati, dan minimnya kontrol atas perilaku anak-anak.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Aisyah Tsabita

Sumber: Instagram @infosubang.co

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Terpopuler

X