Tapi apabila diberikan untuk anak diatas usia 5 tahun berarti itu bukan untuk stunting tapi lebih kepada mencegah undernutrition yang lain.
Pemerintah memang sedang giat untuk menekan angka stunting yang terjadi pada anak–anak Indonesia.
Stunting bukan hanya berdampak kepada perawakan pendek namun stunting juga mempunyai dampak jangka panjang.
Penelitian menunjukan bahwa dari segi pendidikan, IQ anak stunting lebih rendah daripada anak yang tidak stunting.
Performa akademik pun secara signifikan lebih rendah sehingga jarang yang bisa melanjutkan ke jenjang lebih tinggi.
80% otak manusia dewasa terbentuk di 1000 HPK, dalam tahap ini perkembangan otak manusia berkembang paling pesat yang kemudian melambat lalu menurun.
Perkembangan pesat ini yang harusnya disokong dengan nutrisi yang optimal.
Di masa depan, anak-anak yang dulunya stunting, pendapatan per kapitanya lebih rendah sehingga kebanyakan mereka bekerja sebagai pekerja kasar.
Dari segi kesehatan, anak dengan stunting daya tahan tubuhnya menurun.
Mereka lebih rentan terkena infeksi daripada anak yang tidak stunting.
Saat dewasa, anak stunting juga lebih beresiko terkena obesitas, penyakit jantung, hipertensi, stroke, dan lain-lain.
dr. Meta pun menjelaskan apabila saat ini misal 1 dari 3 balita Indonesia stunting, maka 20-25 tahun kedepan maka kualitas SDM bangsa kita juga akan menurun.
Sedemikian besar dampak stunting, tidak hanya bagi si anak dan keluarga tetapi berpengaruh pada sdm bangsa kedepannya.