GENMUSLIM.id – Dinamika politik dalam negeri jelang Pilpres 2024 terus memanas, terutama usai naiknya putra sulung Presiden Jokowi; Gibran Rakabuming Raka, sebagai cawapres lewat mekanisme yang ‘tidak masuk akal’.
Dengan majunya Gibran di Pilpres 2024, wajar sejumlah pihak mempertanyakan sikap dari alat negara; semisal PNS, Pemimpin Daerah, TNI-POLRI, dan lain-lain.
Sebagai orang yang dianggap menjadi ‘master of mind’ dari diloloskannya putusan MK 90/PUU-XXI/2023, Presiden Jokowi dianggap bisa saja mengarahkan alat negara untuk mendukung Gibran Rakabuming Raka di Pilpres 2024 nanti.
Setali tiga uang, Analis politik dari Exposit Strategic, Arif Susanto berpendapat bahwa keikutsertaan Gibran akan potensial mempengaruhi netralitas alat negara.
Menurut Arif Susanto, potensi itu juga tidak harus by intention atau disengaja, tetapi secara tidak langsung bisa mempengaruhi netralitas alat negara.
Tidak menutup kemungkinan ada orang-orang yang bekerja di instansi pemerintah yang mengidolakan Jokowi dan kemudian merasa bahwa membantu Jokowi adalah sesuai dengan keinginan dia.
“Problemnya, kalau itu dilakukan. Maka bukan tidak mungkin mulai dari netralitas birokrasi, netralitas TNI- Polri itu bisa terganggu,” tuturnya di Jakarta, saat dijumpai GENMUSLIM, Jumat, 10 November 2023.
Arif Susanto mengkhawatirkan jika pencalonan Gibran ini diteruskan, maka akan membuat Indonesia kehilangan ruh politik berkeadilan.
“Kalau ini dibiarkan nanti kita akan terjebak pada gaya-gaya lama, ketika nepotisme dianggap normal, ketika pelanggaran etika dianggap bisa diterima sejauh tidak melanggar hukum. Nanti lama-lama politik dan hukum kita terjebak pada formalisme dan kalau itu terjadi, negara ini kehilangan ruh politik yang berkeadilan,” tegasnya.
Hal itu bisa dihindari ketika Jokowi adalah negarawan dan mau menghindari potensi konflik kepentingan.
Akan tetapi, Arif Susanto pesimis bila Presiden Jokowi memiliki sikap sebagai negarawan; termasuk Gibran, Prabowo Subianto dan Anwar Usman.
“Jadi saya mau mengatakan bahwa baik Jokowi, Prabowo, Gibran, dan seluruh ketua partai yang mendukung pencalonan Prabowo-Gibran tidak memiliki karakter sebagai seorang negarawan, dan ini sama dengan Anwar Usman,” katanya.