Periode tahun 1940-1942, Natsir menjadi Ketua PII Bandung, pada masa pemerintahan Jepang, Natsir aktif di Majelis Islam A’la Indonesia (MIAI) yang dibentuk pada 5 September 1942.
MIAI ini dikemudian hari berganti nama menjadi Majelis Syura Muslimin Indonesia (Masyumi).
Beliau pernah menduduki sejumlah jabatan penting di Republik ini, dari Menteri Penerangan (1946-1947) hingga Perdana Menteri di era Demokrasi Liberal(1950-1951).
Selain di tingkat Nasional, beliau memegang jabatan penting pada level internasional yaitu menjadi Presiden Liga Muslim sedunia.
Beberapa keteladanan Natsir menurut putri beliau, Aisyah Natsir Rahim (82 tahun):
1. Sosok Pendidik yang Baik
2. Halus dan Bijaksana
3. Sangat Perhatian kepada Tamu
4. Tidak Punya Warisan Harta
5. Tidak Pernah Memanfaatkan Jabatan
Baca Juga: Hari Ayah Nasional dan Hari Ayah Internasional Berbeda, Begini Sejarahnya Dua Hari Spesial untuk Ayah!
Mantan Sekretaris Mohammad Natsir, Lukman Hakiem, menilai sosoknya sudah melampaui seorang politisi, melainkan seorang negarawan.
Mohammad Natsir, kata dia, sudah tidak lagi memikirkan kepentingan pribadi. Yang dipikirkannya adalah kepentingan masyarakat dan umat.
Contohnya, menurut Lukman, ketika hasil Konferensi Meja Bundar (KMB) tidak memasukkan Irian Barat ke wilayah Indonesia, Mohammad Natsir tidak mau.
Dibujuk Soekarno masuk kabinet pun, tetap tidak mau. Karena baginya, Irian Barat itu wilayah penting.
Selain tidak memikirkan kepentingan pribadi, kata Lukman, Mohammad Natsir adalah seorang yang punya visi jauh ke depan.
Itu dibuktikannya dengan merumuskan mosi integral yang bisa diterima semua kalangan.***
Sobat Genmuslim yang baik hatinya, ingin mendapat berita update setiap hari dari Genmuslim.id? Ayo gabung di Grup WhatsApp "GENMUSLIM PARENTING", caranya klik link https://chat.whatsapp.com/DAUxgNwGoIWG3OXb6LQChn, atau bisa gabung di Grup Telegram "GENMUSLIM NEWS", caranya klik link https://t.me/genmuslimnews kemudian join. Jangan Lupa install aplikasi WhatsApp atau Telegram di Ponsel.