Hal ini dilakukan setelah menilai kualitas udara sedang memburuk dan bisa menjadi pilihan untuk mengurangi polusi saat ini.
Dilansir GENMUSLIM dari berbagai sumber, kualitas udara Jakarta dinilai sehat ketika pandemi COVID-19 melanda, sebab aktivitas industri tidak ada sama sekali, pembuangan emisi dari transportasi berkurang karena tidak ada aktivitas dari penduduk, dan beragam faktor pendukung lainnya.
Rekayasa Cuaca
Presiden Jokowi memerintahkan segera untuk melakukan rekayasa cuaca di sekitar Jabodetabek yang dinilai menjadi kota dengan aktivitas tertinggi.
Menurut Jokowi, penyebab polusi udara memburuk, karena musim kemarau yang panjang, peningkatan konsenstrasi polutan tinggi, pembuangan emisi dari transportasi, dan adanya aktivitas industri.
Oleh karena itu, Presiden Jokowi menginginkan langkah cepat agar kualitas udara ini bisa dikendalikan dengan baik.
Pembatasan Emisi
Presiden Jokowi memerintahkan PJ Gubernur DKI Jakarta Heru Budi untuk mempercepat penerapan kebijakan pembatasan emisi.
Heru budi menjelaskan Pemrov DKI akan mendorong peralihan penggunaan bahan bakar untuk kendaraan pribadi.
Naik Transportasi Massal
Jokowi menyarankan solusi jangka menengah untuk mengurangi buruknya kualitas udara di Jakarta yaitu dengan mengurangi kendaraan berbasis fosil.
Maka, ia menyampaikan kepada masyarakat untuk beralih naik transportasi umum seperti kereta api ataupun transjakarta.
Pengawasan Terhadap PLTU