Indonesia segera memanfaatkan kesempatan ini untuk merdeka.
Namun, Indonesia merdeka juga terdapat beberapa perdebatan antara golongan masyarakat Indonesia.
Golongan tersebut terbagi menjadi dua, yaitu golongan muda seperti Chaerul Saleh, Sukarni, Adam Malik, Muwardi, Wikana dan B.M. Diah, yang menginginkan Indonesia segera merdeka.
Golongan kedua, adalah golongan tua yanng terdiri dari Soekarno, Mohammad Hatta, Ahmad Soebardjo, Moh. Yamin dan Iwa Kusumasumantri, yang menolak untu terburu-buru merdeka karena mereka menginginkan Indonesia merdeka benar-benar merdeka sendiri tanpa dukungan atau bantuan dari negara Jepang atau negara lain.
Pada tanggal 10 Agustus 1945, Soekarno, Moh. Hatta, dan Radjiman Wedyodiningrat untuk diterbangkan ke Dalat, Vietnam dalam acara pertemuan dengan Marsekal Terauchi.
Pada pertemuan tersebut, pihak Jepang menyatakan untuk memberikan kesempatan pada Indonesia untuk merdeka, karena kondisi Jepang saat itu berada di ambang kekalahan.
Berita tersebut semakin kuat adanya, ketika pada tanggal 12 Agustus 1945, Marsekal Terauchi mengumumkan kepada Soekarno, Moh. Hatta, dan Radjiman Wedyodiningrat, bahwa Jepang akan memberikan kemerdekaan pada Indonesia beberapa hari lagi.
Setelah Soekarno, Moh. Hatta, dan Radjiman Wedyodiningrat pulang ke Indonesia, tiba-tiba didesak oleh Sutan Syahrir untuk segera memproklamasikan kemerdekaan Indonesia.
Baca Juga: Kisah Inspiratif: Karomah Kyai Hamid Pasuruan, Ulama yang Ucapannya Bercanda Tapi Jadi Nyata - Hal 1
Akan tetapi Soekarno dan golongan tua belum sepenuhnya yakin atas pengakuan Jepang, karena di sisi lain Jepang masih memegang kekuasaan di Indonesia pada tanggal 14 Agustus 1945.
Menurut Soekarno, apabila Indonesia memproklamasikan kemerdekaan secara terburu-buru, dimungkinkan akan menimbulkan konflik yang besar.
Akibat dari penolakan tersebut, golongan muda membawa Soekarno dan Moh. Hatta pada tanggal 16 Agustus 1945 ke Rengasdengklok.
Tujuan golongan muda melakukan hal tersebut agar Soekarno dan Moh. Hatta tidak terpengaruh dengan Jepang, dan mereka terus meyakinkan Soekarno dan Hatta untuk segera memproklamasikan kemerdekaan Indonesia.