GENMUSLIM.id - Neraka bukan hanya sekadar cerita atau dongeng, tetapi suatu realitas akhir bagi mereka yang melalaikan Allah dan perintah-Nya.
Menurut Ustadz Adi Hidayat, sikap meremehkan neraka adalah tanda jiwa yang kurang sehat.
Dikutip GENMUSLIM dari YouTube ISLAMIC COM, Selasa, 6 November 2024, Ustadz Adi dalam salah satu ceramahnya berujar, “Kalau ada orang yang berkata, ‘Tak apa masuk neraka, nanti bisa bertemu teman-teman di sana,’ itu sebenarnya menunjukkan ada yang tidak sehat dalam jiwanya.”
1. Hidup di Dunia Sementara, Akhirat Selamanya
Ustadz Adi menekankan, kita perlu menanamkan keyakinan bahwa setelah kehidupan dunia, ada kehidupan lain yang lebih kekal di akhirat.
“Kalau orang tidak meyakini adanya kehidupan setelah kematian, dia akan merasa bahwa hidup ini hanya untuk dunia semata,” jelasnya.
Inilah yang sering menyebabkan seseorang terdorong untuk memenuhi hawa nafsunya tanpa memikirkan dampak di akhirat.
Bahkan, orang-orang jahiliyah zaman dulu pernah berkata, “Hidup hanya sekali, jadi nikmati saja,” yang telah Allah abadikan dalam Al-Quran: "Wama yuhlikuna illa ad-dahru" (QS. Al-Jatsiyah: 24).
Mereka mengira kehidupan ini satu-satunya kesempatan, lalu diabaikan bekal untuk akhirat.
Pandangan seperti ini, menurut Ustadz Adi, adalah warisan dari kaum jahiliyah, bahkan Abu Jahal dan para pendukungnya memiliki pandangan yang serupa.
2. Alam Dunia dan Alam Akhirat Beda Dimensi, Beda Hukum
Dalam ceramahnya, Ustadz Adi mencontohkan bagaimana berpindah dari satu tempat ke tempat lain membutuhkan bekal.
Misalnya, bepergian dari Indonesia ke Arab Saudi untuk ibadah haji atau umrah membutuhkan persiapan, baik materi maupun mental.
Demikian pula, alam dunia dan alam akhirat memiliki hukum yang berbeda.
Bekal yang kita kumpulkan di dunia, seperti harta atau status, tidak akan berarti apa-apa di alam kubur atau di akhirat.