Tafsir dari ayat ini mengingatkan kita bahwa meskipun kitab-kitab sebelumnya, seperti Taurat dan Injil, merupakan wahyu Allah, Alquran adalah kitab terakhir dan petunjuk yang paling lengkap bagi umat manusia.
Dalam konteks tafsir Alquran, sangat penting untuk memahami bahwa semua nabi yang diutus sebelum Nabi Muhammad shalallahu 'alaihi wa sallam, termasuk Nabi Musa dan Nabi Isa, adalah bagian dari rencana Allah untuk membimbing umat manusia.
Namun, karena Alquran adalah kitab terakhir, kita sebagai umat Islam wajib memegang teguh ajarannya dan menggunakannya sebagai pedoman utama dalam kehidupan sehari-hari.
Hal ini dijelaskan secara gamblang dalam tafsir Surah Ali Imran, khususnya pada ayat-ayat yang membahas kitab-kitab suci yang diturunkan sebelumnya.
Baca Juga: Tafsir Surat Ali Imran Ayat 3 Mengupas Tentang Hubungan Antara AlQuran Dengan Taurat dan Injil
Surah Ali Imran juga menegaskan bahwa keimanan kepada kitab-kitab Allah adalah salah satu pilar penting dalam iman seorang Muslim.
Dalam tafsir ayat ke-4, disebutkan bahwa orang-orang yang menolak ayat-ayat Allah akan menerima azab yang pedih.
Ini mengingatkan kita akan pentingnya menjaga iman dan selalu mengagungkan wahyu-wahyu Allah.
Tafsir ayat ini membantu kita memahami bahwa beriman kepada Alquran bukan hanya sekadar menerima kebenarannya, tetapi juga mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari.
Salah satu pelajaran penting dari tafsir Surah Ali Imran adalah bahwa keimanan tidak bisa dipisahkan dari amalan.
Mengetahui kebenaran tanpa mengamalkannya sama saja dengan mengingkari nikmat Allah.
Oleh karena itu, tafsir ini mengajarkan kita untuk tidak hanya percaya kepada ayat-ayat Alquran, tetapi juga mengamalkannya dengan sungguh-sungguh dalam setiap aspek kehidupan kita.
Dalam konteks kehidupan modern, tafsir Alquran dapat membantu kita menghadapi berbagai tantangan dan masalah.
Melalui pemahaman yang lebih mendalam terhadap ayat-ayat Alquran, kita dapat menemukan solusi yang sesuai dengan prinsip-prinsip Islam.