GENMUSLIM.id- Sebuah Tafsir dari surat Al Hujurat ayat 12 menjelaskan bahwa berburuk sangka bisa menjadi penyebab awal tindakan buruk yang lainnya.
Surat Al Hujurat ayat 12 ini pun memiliki Tafsir yang mengangkat mengenai berbaik sangka terhadap berbagai hal.
Mungkin jika kita melihat di era saat ini yang merujuk pada media sosial sebagai sarana dalam menyampaikan informasi, ini bisa berhubungan dengan Tafsir surat Al Hujurat yang akan dibahas.
Di era media sosial sekarang yang memungkinkan untuk menyebarnya banyak hoax sebagai tameng bagi diri sendiri guna tetap berbaik sangka terhadap sesuatu hal yang kita lihat sembari memvalidasi kebenarannya.
Jika melihat dari Tafsir Surat Al Hujurat ayat 12 mungkin secara gamblang bisa memberikan alarm kewaspadaan kepada kita mengenai berburuk sangka.
Baca Juga: Tafsir Surat Ali Imran Ayat 3 Mengupas Tentang Hubungan Antara AlQuran Dengan Taurat dan Injil
Berbeda dengan Surat Al Hujurat ayat 12 yang memberikan gambaran mengenai alarm kewaspadaan berburuk sangka.
Dalam surat An Nur ayat 12 Al-Quran menyatakan bahwa berbaik sangka sebagai salah satu awal perilaku yang baik.
Dan juga mencerminkan bagaimana tingkat keimanan seseorang dan ketakwaannya kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala.
Dikutip GENMUSLIM dari tafsiralquran.id, Senin, 14 Oktober 2024, ada salah satu kisah penting dalam sejarah Islam dimana mengajarkan nilai berbaik sangka kepada sesuatu.
Peristiwa ḥadīth al-ifki, atau fitnah yang menimpa Ummul Mukminin, Sayyidah Aisyah r.a., istri Rasulullah ﷺ. Kisah ini menunjukkan teguran Allah atas sebagian kaum mukmin yang mudah terpengaruh oleh berita bohong (hoaks) tanpa melakukan verifikasi terlebih dahulu.
Kemudian turunlah surah An Nur ayat 12 sebagai peringatan bagi umat muslim supaya berbaik sangka, khususnya kepada orang-orang berintegritas dan berkedudukan mulia sebagaimana Sayyidah Aisyah.
Mengapa orang-orang mukmin dan mukminat tidak berbaik sangka terhadap kelompok mereka sendiri, ketika kamu mendengar berita bohong itu, dan berkata, “Ini adalah (berita) bohong yang nyata?”
Ayat ini menjelaskan bagaimana Allah Subhanahu Wa Ta'ala menegur para kaum mukmin agar mereka berbaik sangka ketika mendengar tuduhan tersebut.