GENMUSLIM.id - Pemilihan pimpinan Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia (DPD RI) periode 2024-2029 pada Selasa, 1 Oktober 2024, berlangsung panas dan penuh ketegangan.
Sidang paripurna yang seharusnya berjalan dengan tertib, malah diwarnai oleh kericuhan di antara para senator yang saling berebut untuk menyampaikan interupsi.
Bahkan, ketegangan memuncak ketika terjadi cekcok hingga nyaris berujung baku hantam antara dua kubu kandidat yang bersaing memperebutkan kursi pimpinan DPD RI.
Dikutip oleh GENMUSLIM dari Channel Youtube Nusantara TV pada Jumat, 4 Oktober 2024 dari dua calon pasangan DPD RI yaitu kubu yang dipimpin oleh Sultan Najamudin dengan Ratu Hemas berhadapan dengan kubu Lanyala Mattalitti yang berpasangan dengan Tamsung Ser.
Baca Juga: Retno Marsudi Pamit Ke DPR RI, Beri Pesan Menyentuh Untuk Palestina: Saya Titip Kepada Bapak Ibu…
Salah satu kubu yang dipimpin oleh Sultan Najamudin berhadapan dengan kubu Lanyala Mattalitti, membuat suasana semakin memanas.
Bahkan dalam sebuah momen, Sultan Najamudin dikabarkan sempat menunjuk-nunjuk Lanyala, sebelum akhirnya keduanya dilerai oleh para senator lainnya.
Meski begitu, melalui mekanisme voting, Sultan Najamudin berhasil terpilih sebagai Ketua DPD RI, mengalahkan pesaingnya dengan perolehan 95 suara dari 152 anggota yang hadir.
Dalam pidato kemenangannya, Sultan Najamudin menegaskan komitmennya untuk membentuk DPD yang kolaboratif dan inklusif, bukan sekadar lembaga yang bertugas menentang atau membalas kebijakan pemerintah.
Ia menekankan pentingnya memberikan masukan yang konstruktif kepada pemerintah dalam upaya membangun sinergi yang positif.
“Yang baik yang sudah dilakukan oleh pemerintah tentu kami dukung. Namun, jika ada kekurangan, kami akan memberikan masukan secara produktif,” ujarnya.
Sultan Najamudin berharap DPD dapat berkontribusi dalam momen transisi kepemimpinan nasional yang dipimpin oleh Presiden Jokowi yang akan segera digantikan oleh Prabowo.
Kericuhan dalam proses politik seperti ini sering kali mencerminkan ketidakdewasaan dalam menyikapi perbedaan pendapat.