khazanah

Jangan Terlalu Baper dengan Penilaian Orang Lain: Pentingnya Keseimbangan Perasaan, Akal, dan Syariat

Minggu, 1 September 2024 | 16:45 WIB
Jangan terlalu baper dengan penilaian orang lain. Tetap berada pada bingkai syariat Islam akan membawa ketenangan di hati. (Foto: GENMUSLIM.id / Dok: Canva Dhany)

GENMUSLIM.id – Manusia tak bisa lepas dari pengaruh perasaan dalam menjalani kehidupannya. Memang emosi adalah bagian tak terpisahkan dari fitrah manusia, tapi kita jangan terlalu baper.

Alangkah fatalnya jika kita membiarkan diri terhanyut oleh perasaan semata tanpa diimbangi oleh akal dan syariat.

Dikutip GENMUSLIM dari kitab Majmu’ Fatawa pada Minggu, 1 September 2024, Syaikh Muhammad bin Shalih Al Utsaimin pernah mengingatkan kita akan bahaya mengikuti perasaan tanpa dasar yang kuat.

"Janganlah engkau disetir oleh perasaan. Sebab, perasaan itu jika tidak dibangun di atas akal dan syariat,

Baca Juga: Masih Jomblo? Yuk Lakukan 4 Amalan Menanti Jodoh, In Syaa Allah Tambatan Hatimu Segera Datang Melamarmu!

Ia akan menjadi badai yang menerbangkanmu dan menghempaskan dirimu ke dalam neraka."

Pernyataan beliau ini mengandung pesan mendalam tentang pentingnya menyeimbangkan tiga hal utama dalam diri manusia: perasaan, akal, dan syariat.

Perasaan memberikan warna dalam hidup, namun akal berfungsi sebagai kompas yang menuntun kita pada jalan yang benar.

Sementara itu, syariat Islam menjadi pedoman hidup yang sempurna, memberikan arah yang jelas tentang apa yang baik dan buruk.

Jika kita terlalu baper tanpa diimbangi akal, maka keputusan yang kita ambil bisa menjadi impulsif dan tidak rasional.

Baca Juga: Jangan Sampai Keliru, Didih dan Hati Itu Dua Jenis Makanan yang Berbeda, Begini Hukumnya dalam Islam

Akibatnya, kita mungkin melakukan hal-hal yang merugikan diri sendiri maupun orang lain. Terutama ketika kita sedang diliputi perasaan marah.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Janganlah seorang pun yang menghukumi antara dua orang sedang ia dalam keadaan marah.” (HR. Muslim no. 3343)

Sebaliknya, jika kita terlalu berpaku pada akal tanpa mempertimbangkan perasaan, kita bisa menjadi sosok yang kaku dan kurang empati.

Halaman:

Tags

Terkini