Konflik antara Kristen dan Islam sangat terasa pada masa itu.
Vlad Dracula, sebagai seorang pangeran Kristen, merasa terancam oleh ekspansi Islam.
Ia melihat Turki Utsmani sebagai ancaman bagi negaranya dan rakyatnya.
Perang Salib dan Pembantaian Massal
Untuk melawan ekspansi Islam, Vlad Dracula melakukan berbagai tindakan kejam. Ia melakukan pembantaian massal terhadap umat Muslim yang dianggap sebagai musuh.
Tindakannya ini seringkali dibenarkan dengan dalih membela agama Kristen.
Dalam pandangannya, setiap tindakan kekejaman yang dilakukan terhadap umat Islam adalah tindakan yang benar dan mulia.
Kisah kekejaman Vlad Dracula kemudian berkembang menjadi legenda dan mitos. Tokohnya dibesar-besarkan dan diubah menjadi sosok vampir yang haus darah.
Legenda Drakula ini kemudian menyebar ke seluruh Eropa dan menjadi inspirasi bagi banyak cerita rakyat.
Kisah Drakula mengajarkan kita banyak hal. Pertama, kisah ini menunjukkan betapa konflik agama dapat memicu kebencian dan kekejaman.
Kedua, kisah ini juga mengingatkan kita akan pentingnya toleransi dan saling menghormati antar umat beragama.
Drakula bukanlah sekedar sosok hantu penghisap darah dalam cerita fiksi.
Di balik sosok mengerikannya, terdapat seorang tokoh sejarah nyata yang hidup pada masa yang penuh gejolak.
Kisahnya menjadi cerminan dari konflik agama dan kekuasaan yang terjadi pada masa itu. ***