- Jika telah menemukan value, maka kita akan mendapatkan pasangan yang sesuai.
Karena pasangan yang tepat akan mensupport segala hal yang kita lakukan.
Baca Juga: Hukum Zakat Hasil Panen Padi dari Sawah yang Disewa, Perspektif Fiqih Islam Menurut Mazhab Syafi'i
Namun perlu diperhatikan, jika poin' pertama masih abu-abu atau alasan menikah hanya ikut-ikutan orang lain atau merasa diri sendiri belum bernilai, maka lebih baik jangan memutuskan untuk menikah.
Realitanya, setelah menikah banyak diantara pasangan yang saling menyalahkan satu sama lain.
Mengapa hal ini bisa terjadi?
Tentunya disebabkan oleh diri sendiri, karena sebelum menikah belum menentukan dan memantapkan pilihan yang diambil seperti apakah akan menjadi wanita karir atau Ibu Rumah Tangga.
Hal ini juga terjadi akibat dari tidak ada komunikasi antar satu sama lain.
Sebab ketika sudah sah, maka segala apapun akan berubah. Dan komunikasi merupakan nomor satu.
Karena segala apapun harus dikomunikasikan dengan pasangan kita serta bahagianya pasangan menjadi bahagianya kita juga.
Dan proses pernikahan itu adalah saling memantaskan diri. Supaya tidak berharap, bahwa pasangan dapat melengkapi bagian diri kita. Seharusnya antara kita dan pasangan saling melengkapi.
Pesan untuk kaum muda yang baru menikah atau yang merencanakan ingin menikah, pantaskanlah diri baru kamu akan mendapatkan pasangan yang pantas juga.
Ingatlah bahwa dalam keluarga tidak hanya anak yang tumbuh namun sebagai orang tua kita perlu tumbuh juga.
Anak yang tumbuh dengan optimal berasal dari emosional dan kematangan diri orang tuanya.
Tidak hanya ibu saja namun peran penting juga berasal dari sosok ayah.***