khazanah

Pernah Diajak Dugem Namun Terpaksa Mengikutinya?Ini Loh Ternyata Hukumnya Dalam Islam, Yuk Cek Infonya

Senin, 8 Juli 2024 | 19:04 WIB
Hukum Dalam Islam Buat Yang Pernah Diajak Dugem Namun Terpaksa Mengikutinya ((Foto:genmuslim.id/dok: Instagram @okyphotoworks))

GENMUSLIM.id-Sebagai makhluk sosial,tentunya kita harus berinteraksi kepada sesama manusia, baik di lingkungan kerja, sekolah, kuliah dan sebagainya.

Tak ayal terkadang ada teman-teman yang spontan mengajak hal-hal yang tidak disyariatkan dan menjerumuskan salah satunya seperti diajak dugem namun terpaksa mengikutinya.

Apa hukumnya jika Muslim datang ke tempat maksiat seperti klub malam untuk dugem namun terpaksa mengikutinya atau sekadar menemani teman atau merasa tidak enak hati jika menolak ajakan teman atau atasan?

Ketika seseorang diajak dugem namun terpaksa mengikutinya itu merupakan Sesuatu yang sifatnya pilihan, seperti mau ikut atau tidak ikut maka konsekuensi dosa maupun pahala ditanggung oleh individu masing-masing.

Baca Juga: Jika Sering Mengalami 5 Tanda Hal Ini, Itulah Tanda Allah Sedang Menghapus Dosa Hambanya

Hal ini disampaikan oleh KH Miftahul Huda selaku Sekretaris Komisi Fatwa MUI dikutip genmuslim.id dari Instagram @halalcorner, Senin, 8 Juli 2024, mengatakan ajakan teman bukanlah sebuah paksaan.

Apalagi ada anjuran dari agama Islam agar berhati-hati dalam memilih teman, sebab teman akan mempengaruhi perilaku dan kebiasaan sehari hari seseorang.

Beliau mengatakan Allah SWT mengampuni dosa hambanya karena tiga hal:

  1. Karena Kekeliruan misalnya makan di restoran niatnya mau makan daging yang halal namun ketika disajikan justru daging yang haram dan orang itu tidak tahu
  2. Karena Kelupaan,biasanya kelupaan ini terjadi pada mereka yang berpuasa namun tidak sengaja minum dan makan, maka puasanya tetap sah.
  3. Karena paksaan yang sampai mengancam nyawa, misalnya terpaksa memakan daging haram di Tengah hutan karena mengancam nyawa karena tidak ada yang bisa dimakan maka hal ini tidak berdosa.

Apa ajakan teman termasuk paksaan? Tentu tidak, tutur beliau, tapi jika terlanjur memiliki teman yang punya kebiasaan pergi ke tempat-tempat maksiat, harus jujur baik pada diri sendiri dan pada teman.

Baca Juga: Penggantian Kiswah Kabah: Penanda Awal Tahun Baru Islam yang Menjadi Tradisi Awal Tahun Baru Hijriyah

Karena jika seseorang tahu bahwa hal buruk itu adalah sebuah kesalahan dan kemaksiatan namun tidak jujur pada dirinya sendiri, itu akan berbahaya.

Sehingga penting mengatakan hal yang jujur meskipun ada efek yang ditimbulkan apakah temannya akan menghindar atau kecewa sehingga membuat pertemanan menjadi tidak bagus.

Kita mungkin pernah mendengar suatu hadits yang populer “Permisalan teman yang baik dan buruk ibarat seseorang yang menjual minyak wangi dan tukang besi”

Ketika seseorang berteman dengan penjual minyak wangi mungkin akan memberimu minyak wangi atau engkau bisa membeli minyak wangi darinya dan kalaupun tidak akan kecipratan bau harum parfum sedangkan tukang besi, bisa jadi percikan apinya akan mengenai pakaianmu dan kalaupun tidak maka akan mendapatkan baunya yang tidak sedap. *HR Bukhari 5534).***

Tags

Terkini