khazanah

Konsep Perhitungan Weton Untuk Pernikahan, Bagaimana Islam Menyikapi Hal Tersebut, Simak Penjelasannya

Jumat, 19 April 2024 | 08:28 WIB
Pandangan Islam mengenai Perhitungan Weton Pernikahan (GENMUSLIM.ID / Dok: Freepik)

GENMUSLIM.id – Perhitungan weton yang didasarkan dalam peninggalan jawa itu juga adalah salah satu bentuk tradisi yang diwariskan.

Tradisi perhitungan weton ini juga dilakukan dalam acara pernikahan, terutama pernikahan adat jawa.

Tradisi perhitungan weton ini masih banyak dilakukan masyarakat Jawa,meskipun tidak semua masyarakat mengikuti kebudayaan ini serta mempercayai hitungan hari lahir dan pemilihan hari yang baik.

Baca Juga: Daud Kim Akan Membangun Masjid, Justru Dikritik Berbagai Pihak, Ada Apa Dengan Youtuber Mualaf Dari Negeri Ginseng Tersebut?

Perhitungan jawa berawal dari cerita rakyat atau dongeng yaitu tentang Aji Saka yang berkembang di masyarakat, yang dipakai nenek moyang untuk mempermudah dimulainya perhitungan tarikh caka.

Kata Aji Saka sudah menunjukan kronogram atau sengkala, seorang raja mempunyai nilai angka satu (1), maka Aji Saka juga berarti 1 Caka.

Berdasarkan sejarah penanggalan yang berada di Jawa, hal tersebut ditandai dengan tahun pertama sebagai sejarah, maka perhitungan weton itu sesuai dengan penanggalan Jawa Dalam Satu tahun atau satu caka.

Dalam kehidupan manusia mempunyai tatanan hidup, norma-norma yang berlaku, adat istiadat yang masih dilakukan di lingkungan, layaknya kegiatan yang masih melakukan perhitungan Jawa, mulai dari perkawinan, mendirikan rumah, mencari jodoh, menentukan pekerjaan,melihat sifat seseorang, atau lainnya.

Baca Juga: 2 Cara Menghadapi Suami yang Kasar Menurut Ustadz Khalid Basalamah, Yuk Simak Penjelasannya Berikut Ini

Masyarakat yang tinggal di pedesaan mempunyai sifat homogen, tertib, tentram, menerima keadaan, hidup tanpa adanya perselisihan, walaupun anggapan tersebut tidak selalu benar.

Kalender jawa Islam adalah perpaduan kalender Saka dengan kalender Hijriah. Kalender Saka didasarkan pada peredaran bumi yang mengelilingi matahari, yang dimulai pada tahun 78 M, yaitu pada masa penobatan Aji Saka sebagai raja India yang dikenal dengan peninggalan Saka.

Kalender jawa atau Saka ini mulai dipakai pada tahun 1633 M atau pada tahun 1544.

Saat itu sultan Agung Hanyakrakusuma menjadi raja Mataram, dan dikenal sebagai orang yang taat dengan agama Islam, beliau juga ahli dalam bidang ilmu Falak, kalender jawa secara revolusioner.

Perubahan kalender jawa ini dimulai dari jumat legi,tanggal 1 Suro tahun Alip 1555, lebih tepatnya 1 Muharram tahun 1043 H atau tanggal 8 Juli 1633.

Baca Juga: Yuk Intip Lima Fakta dari Nabi Khidir As yang Jarang Diketahui dan Buat Penasaran, Dipercaya Masih Hidup Hingga Saat Ini

Halaman:

Tags

Terkini