GENMUSLIM.id- Lailatul qadar atau lailatul qadr disebutkan dalam Al-Quran sebagai malam yang lebih baik dari 1000 bulan. Artinya, amal yang dilakukan di malam itu lebih baik daripada beribadah selama 1000 bulan.
1000 bulan itu, kurang lebih sekitar 80 tahun.
Malam lailatul qadar sendiri hanya terdapat di bulan suci Ramadhan.
Dulu, kala sahabat bertanya tentang malam mulia ini, “kapan kiranya ya Rasulullah malam lailatul qadar itu akan terjadi?’
Lantas Rasulullah menjawab, “carilah malam itu di 10 malam terakhir bulan Ramadhan.”
Lalu para sahabat meminta jawaban lebih rinci, hingga Rasulullah memberikan petunjuk terakhir, “carilah malam lailatul qadar di malam-malam ganjil.”
Setelahnya, Rasulullah tidak menyebutkan secara spesifik ada di malam keberapa malam mulia itu akan hadir.
Baca Juga: VIRAL! Biarawati di Kota Sukabumi Jawa Barat, Jualan Takjil di Pinggir Jalan: Dijamin Halal
Namun yang menjadi bahasan di sini, apakah malam lailatul qadar itu mengharuskan kita untuk beritikaf dan menginap di dalam masjid?
Dari kajiannya, ustadz Adi Hidayat menyampaikan bahwa yang menjadi esensi dari malam lailatul qadar adalah bagaimana kita menghidupkan malam-malam tersebut dengan amal.
Tujuan kita datang ke masjid adalah untuk mencari lingkungan yang bersama-sama beramal baik dalam menghidupkan malam-malam terakhir di bulan Ramadhan tersebut.
Di masjid, tentu akan ada banyak jenis orang, ada yang shalat, mengaji, berdzikir.
Dikelilingi oleh banyak orang yang beramal baik tentu akan mendorong kita pula untuk beramal.
Karena itu, ramai orang menghidupkan malam Ramadhan di masjid.