GENMUSLIM.id – Aceh memiliki tradisi dalam menyambut Ramadhan yang sudah bertahan sejak lama.
Masyarakat Aceh mengenal tradisi meugang yang biasanya terlaksana pada tiga kali dalam satu tahun, di antaranya: dua hari sebelum datang Ramadhan.
Yuk, cari tahu keunikan dari tradisi meugang di Aceh menjelang ramadhan!
Dilansir dari berbagai sumber, tradisi meugang merupakan tradisi memotong dan makan daging secara bersama-sama.
Tradisi meugang sebelumnya terkenal dengan nama makmeugang.
Istilah yang berarti pasar, sebagai tempat penjual daging.
Beberapa istilah lain untuk menyebut hari meugang, adalah uro semesie (hari memotong daging). Suku Aceh Aneuk-Jame menyebut sebagai hari mabantai-balamang (memotong membuat lemang).
Tradisi meugang pertama kali diperkenalkan secara luas oleh Sultan Iskandar Muda pada abad 16.
Ia memperkenalkan tradisi ini sesuai dengan Qanun Meukuta Alam (Undang-Undang yang berlaku masa Kejayaan Kerajaan Aceh Darussalam).
Tradisi meugang erat kaitannya dengan aspek sedekah dalam Islam.
Masyarakat Aceh dapat memberikan daging baik secara mentah maupun olahan kepada fakir miskin, janda, dan anak yatim.
Ada beberapa keluarga memilih untuk menjamu fakir miskin, janda, dan anak yatim untuk datang langsung ke rumah masing-masing.
Masyarakat Aceh memaknai meugang dalam tiga tingkatan: