GENMUSLIM.id – Kontroversi di dunia politik tidak ada habisnya, apalagi memperdebatkan hukum islam dalam berbagai aspek salah satunya aspek dalam capres dan cawapres.
Persoalan hukum islam mengenai hukum menerima uang kampanye selalu menjadi topik perdebatan dan kontroversi di dunia politik yang selalu hangat dibicarakan.
Kontroversi di dunia politik ini menjadi semakin jelas ketika dana yang diterima para kandidat dipertanyakan atas dasar etika dan integritas dalam hukum islam.
Baca Juga: Ini Alasan Kadam Sidik Tumbuh Menjadi Anak Muda yang Sholeh, Ternyata Ada Peran Ayah yang Hebat
Dalam konteks ini, hukum Islam memberikan pedoman yang jelas mengenai hukum menerima uang kampanye dari Capres, Cawapres, Caleg, dan lain sebagainya.
Hukum Islam Dalam Menerima Uang Kampanye dari Capres maupun Caleg
Hukum Islam menekankan kejujuran, keadilan, dan integritas dalam seluruh aspek kehidupan, termasuk bidang politik.
Prinsip-prinsip ini termasuk menerima uang kampanye dari calon pemimpin.
Islam menekankan bahwa sumber dana kampanye diperoleh secara halal dan transparan.
Hukum menerima uang kampanye dari sumber yang tidak jelas atau tidak etis dapat menciptakan ketergantungan, mengikat calon pemimpin pada kepentingan khusus, dan membahayakan keadilan dan kepentingan publik.
Menurut Al-Ustadz Abu Abdillah Muhammad Assarbini Hadizhahullah: “Tidak boleh, karena pemberian itu bermaknah suap agar dipilih. Jika Anda mengambilnya dengan niat mendukung, Anda telah berkerja sama dalam kebatilan. Jika tanpa niat mendukungnya, Anda telah menipunya.”
Buya Yahya juga mengatakan bahwa kita tidak boleh menukar akhlak kita, agama kita, iman kita.
Baca Juga: Benarkah Rasulullah Lebih Sering Berpuasa di Bulan Syaban? Pergantian Buku Catatan Amal Jadi Sebab?
Doa Agar Terhindar dari Keburukan
Jika kita sebagai umat muslim khawatir tergoda dengan suap, kita bisa memanjatkan doa untuk meminta pertolongan.