GENMUSLIM.id - Kaum muslimin saat ini sedang di penghujung bulan Rajab maka tinggal hitungan hari akan memasuki bulan Syaban yang artinya bulan yang paling disukai untuk memperbanyak puasa sunnah.
Puasa Sunnah yang diajarkan Rasulullah SAW yaitu seperti puasa senin – kamis, puasa tengahan bulan hijriah atau Puasa Ayyamul Bidh. Bulan Syaban mengajarkan kita untuk berlatih dan bersiap-siap untuk berpuasa menjelang Ramadhan.
Beberapa ulama menjelaskan hikmah dari kebiasaan yang diajarkan Rasulullah SAW adalah memperbanyak puasa sunnah di bulan Syaban.
Kedudukan puasa sunnah di bulan Syaban dari puasa wajib Ramadhan adalah seperti kedudukan shalat sunnah qabliyah.
Baca Juga: Masih Suka Minta atau Terima Angpao Imlek? Sebelum Terima, Yuk Cari Tahu Dulu Hukumnya dalam Islam
Dikutip dari Kemenag oleh Genmuslim.id pada hari Jumat, 9 Februari 2024.
كَانَ أَحَبُّ الشُّهُورِ إِلَى رَسُولِ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنْ يَصُومَهُ شَعْبَانَ، ثُمَّ يَصِلُهُ بِرَمَضَانَ
“Bulan yang paling dicintai oleh Rasulullah SAW untuk berpuasa adalah bulan Sya'ban, kemudian beliau menyambungnya dengan puasa Ramadhan (HR. Tirmidzi no. 726, An-Nasai 4/150, Ibnu Majah no.1648, dan Ahmad 6/293).
Di dalam kanal ceramahnya, Ustadz Adi Hidayat menjelaskan makna dari bulan Syaban dalam nilai-nilai syariat maupun dalam pendidikan spiritual.
Maka orang-orang yang sudah mempersiapkan datangnya bulan Ramadhan dan ingin meningkatkan amalnya, dan membangun ketaatan meninggalkan maksiat dan bertobat kepada Allah SWT.
Maka nanti di bulan Ramadhan dosa – dosanya akan di bakar, serta menggugurkan kesalahan-kesalahannya dan lebih mendekatkan diri kepada Allah SWT.
Dengan adanya syarat suatu kesungguhan keseriusan untuk mewujudkannya dengan keseriusan dalam beribadah makan citranya secara metafor diambil dari bulan sebelumnya bulan ke-8, bulan Syaban.
Dimana saat dahulu pada masa pra islam mengumpulkan air untuk persiapan bulan kesembilan, maka air berikutnya yang kita akan persiapkan menuju bulan Ramadhan.