GENMUSLIM.id – Apa kabar Sobat Muslimah, artikel kali ini akan membahas tentang ketentuan qodho sholat bagi wanita muslimah loh.
Teman-teman sudah tahu belum meskipun ketika haid seorang wanita dilarang untuk melakukan ibadah sholat, namun kita tetap harus memperhatikan tentang qodho sholat nih.
Ya, qodho sholat adalah mengganti ibadah sholat yang ditinggalkan karena beberapa udzur, seperti ketiduran, terlupa, atau karena sedikitnya waktu untuk sholat ketika permulaan haid maupun saat berhentinya.
Ketika keluar darah haid seorang muslimah memang diharamkan untuk sholat, tetapi tidak boleh abai dan meninggalkannya begitu saja tanva kehati-hatian.
Perempuan muslimah harus berhati-hati betul dengan kapan darahnya keluar dan kapan darahnya berhenti agar bisa menghitung adakah qodho sholat yang harus dilakukan atau tidak.
Melansir buku Fiqih & Tasawuf Wanita Muslimah, berikut penjelasannya.
Baca Juga: Inilah Doa agar Anak Berbakti kepada Orang Tua, Yuk Kita Simak Selengkapnya Sobat Gen Muslim!
Wanita yang suci dari haid dan nifas bila ia terkena salah satu dari keduanya (haid atau nifas) setelah masuknya waktu sholat dan tersisa dari waktu itu masa yang cukup baginya untuk mengerjakan sholat tapi ia belum melakukannya, maka wajib baginya melakukan qodho sholat.
Qodho sholat atau mengganti sholat tersebut dilakukan setelah ia suci dari haid atau nifasnya.
Hal ini diwajibkan karena sebenarnya sholat tersebut masih diwajibkan atasnya dan saat ada kesempatan melakukannya tapi ia tidak melakukan, ini disebut dengan datangnya penghalang.
Jika wanita yang haid dan nifas telah berhenti darahnya sebelum keluarnya salah satu dari waktu sholat wajib meski hanya sejenak, maka diwajibkan atasnya untuk segera melakukan sholat itu jika waktunya masih ada.
Kalau tidak, maka ia diwjibkan untuk melakukan qodho sholat yang masih tersisa waktunya saat terhentinya darah meski sisa waktu tadi hanya sekadar cukup untuk takbir.
Begitu juga selain diwajibkan untuk qodho sholat yang sebelumnya kalau memang sholat itu termasuk sholat yang bisa dijama’ ta’khir seperti dhuhur dan maghrib.