khazanah

10 Kisah Cinta Ter-uwu Versi Islami, Penuh Makna dan Inspiratif Bukan Sekadar Romantis, Wajib Simak!

Kamis, 30 November 2023 | 10:05 WIB
Ilustrasi kisah cinta versi islami ((Foto: GENMUSLIM.id/dok: Pixabay.com))

Perasaan Abdurrahman itu pun melahirkan sebuah syair indah, yang berbunyi:

Demi Allah, tidaklah aku melupakanmu. Walau mentari tak terbit meninggi. Dan tidaklah terurai air mata merpati itu

Kecuali berbagi hati. Tak pernah kudapati orang sepertiku. Menceraikan orang seperti dia. Dan tidaklah orang seperti dia dithalaq karena dosanya.

Dia berakhlaq mulia, beragama, dan bernabikan Muhammad. Berbudi pekerti tinggi, bersifat pemalu dan halus tutur katanya.

Karena kesabaran keduanya menghadapi ujian tersebut, akhirnya Abu Bakar luluh dan mengizinkan keduanya untuk rujuk kembali.

Dan Abdurrahman membuktikannya, setelah beberapa waktu kemudian ia syahid di medan perang, ia buktikan pada ayahnya bahwa cintanya terhadap istri tidak akan mengorbankan ibadah dan jihadnya di jalan Allah.

  1. Thalhah bin ‘Ubaidillah dan Aisyah

Diceritakan pada suatu hari Thalhah bin ‘Ubaidillah sedang berbicang dengan Aisyah, istri Nabi Muhammad SAW, yang masih terhitung sebagai sepupunya. Rasulullah datang dan raut wajahnya langsung berubah tidak suka.

Dengan isyarat, beliau meminta Aisyah masuk ke dalam bilik. Wajah Thalhah sontak memerah dan pergi meninggalkan Rasulullah dengan bergumam dalam hati, “Beliau melarangku berbincang dengan ‘Aisyah. Tunggu saja, jika beliau telah diwafatkan Allah, takkan kubiarkan orang lain mendahuluiku melamar ‘Aisyah.”

Karena gumam hati dan ucapan Thalhah, Allah menurunkan firman-Nya kepada sang Nabi dalam ayat ke-53 dalam surah Al-Ahzab, yang berbunyi:

“Dan apabila kalian meminta suatu hajat kepada istri Nabi itu, maka mintalah pada mereka dari balik hijab. Demikian itu lebih suci bagi hati kalian dan hati mereka. Kalian tiada boleh menyakiti Rasulullah dan tidak boleh menikahi istri-istrinya sesudah wafatnya selama-lamanya.”

Baca Juga: Lirik Nasyid Pamit Mondok yang Memotivasi Kita untuk menjadi Hafidz Hafidzah Sejati, Simak Selengkapnya!

Saat ayat itu dibacakan kepadanya, Thalhah menangis. Ia kemudian memerdekakan budaknya, menyumbang 10 unta ke jalan Allah, dan menunaikan ibadah haji dengan berjalan kaki sebagai bentuk taubat dari ucapannya.

Ketaatannya kepada Allah dan Rasulullah tidak dapat dikalahkan oleh perasaan lain yang haram baginya.

Sebagai gantinya, Thalhah menamai putri kecilnya dengan Aisyah binti Thalhah.

Perempuan berparas memesona yang menjadi permata pada zamannya berkat paras, kecerdasan, dan kecemerlangannya persis seperti Aisyah binti Abu Bakar yang pernah dicintainya dulu.

Halaman:

Tags

Terkini