GENMUSLIM.id - Buya Hamka atau Haji Abdul Malik Karim Amrullah, nama panjang beliau, merupakan sosok yang rekam jejaknya patut kita renungi menjelang Hari Ayah Nasional 2023 yang akan datang.
Di Hari Ayah Nasonal 2023 waktu yang tepat meneladani tokoh yang berasal dari Tanah Minang ini dengan banyak warisan yang bisa menjadi pelajaran bagi generasi sekarang.
Maka Hari Ayah Nasional 2023 adalah momen tepat melakukan kilas balik terhadap Buya Hamka.
Pemikiran, sikap hidup dan kontribusi Buya Hamka terhadap Islam dan Indonesia yang sungguh luar biasa, tentu menjadi khazanah yang akan terus memperkaya kehidupan berbangsa dan beragama negeri ini.
Baca Juga: Menyambut Hari Ayah Nasional 2023: Belajar Parenting ala KH Wahid Hasyim dalam Mendidik Gus Dur
Putra Sumatera Thawalib
Buya Hamka lahir pada 17 Februari 1908 di Kampung Molek, Maninjau, Sumatera Barat, dari pasangan Dr. H. Abdul Karim Amrullah (Haji Rasul) dan Siti Safiyah Binti Gelanggar yang bergelar Bagindo nan Batuah.
Buya Hamka mewarisi darah ulama dan pejuang yang kokoh pada pendirian dari ayahnya yang dikenal sebagai ulama pelopor Gerakan Islah (tajdid) di Minangkabau.
Serta salah satu tokoh utama dari gerakan pembaharuan yang membawa reformasi Islam.
Saat Buya Hamka berusia 10 tahun, tepat pada 1918, ayahnya mendirikan pondok pesantren "Sumatera Thawalib" di Padang Panjang.
Di tempat inilah Hamka kecil banyak mendapatkan pembelajaran agama dan bahasa Arab secara langsung dari ayahnya.
Sedari muda, Ia dikenal suka berkelana. Ia pernah merantau ke Yogjakarta pada saat usiannya masih 16 tahun.
Sedari muda, Buya Hamka dikenal suka berkelana. Ia pernah merantau ke Yogjakarta pada saat usiannya masih 16 tahun.