Jumat, 24 Juli 1981, Buya Hamka wafat di usia 73 tahun. Ia dimakamkan di Taman Pemakaman Umum Tanah Kusir, Jakarta Selatan. Sepeninggal Hamka, Pemerintah Indonesia menyematkan Bintang Mahaputra Utama secara anumerta kepadanya.
Pada tahun 2011, beliau ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional Indonesia.
Penjara dan Akhlak
Pada masa pemerintahan Presiden Soekarno, pendiri Majelis Ulama Indonesia tersebut pernah dipenjara yaitu di tahun 1964-1966 atau selama dua tahun empat bulan.
Ia dipenjarakan oleh pemerintah Soekarno karena dianggap melakukan kritik terhadap pemerintah.
Buya Hamka kerap menolak sistem Demokrasi Terpimpin, di mana Soekarno diangkat menjadi Presiden RI seumur hidup.
Kendati begitu, peristiwa pemenjaraan dirinya, tidak membuat beliau dendam. Tokoh Majelis
Ulama Indonesia itu tetap memenuhi permintaan Soekarno agar mau menjadi imam yang menyolatkannya jika sudah wafat.
Ketokohan Buya Hamka dan keluasan ilmu pengetahuannya, serta kepeduliannya terhadap nasib umat Islam, tidak hanya terkenal secara nasional saja tetapi juga tersebar di Timur Tengah dan Malaysia.
Tun Abdul Razak Perdana Menteri Malaysia pernah mengatakan bahwa pendiri Majelis Ulama Indonesia tersebut bukan hanya milik bangsa Indonesia, tetapi juga kebanggaan bangsa-bangsa Asia Tenggara.
Berikut karya-karya Buya Hamka :
- Si Sabariah (1928)
- Di Bawah Lindungan Ka'bah (1938)
- Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck (1938)
- Merantau ke Deli (1939)
- Tuan Direktur (1939)
- Bohong di Dunia (1952)
- Tafsir al-Azhar (1965)
- Terusir (2016)
- Di Tepi Sungai Dajlah (2018)
- Dari Perbendaharaan Lama (2019)***
Sobat Genmuslim yang baik hatinya, ingin mendapat berita update setiap hari dari Genmuslim.id? Ayo gabung di Grup WhatsApp "GENMUSLIM PARENTING", caranya klik link https://chat.whatsapp.com/DAUxgNwGoIWG3OXb6LQChn, atau bisa gabung di Grup Telegram "GENMUSLIM NEWS", caranya klik link https://t.me/genmuslimnews kemudian join. Jangan Lupa install aplikasi WhatsApp atau Telegram di Ponsel.