khazanah

Khazanah Pendidikan Islam di Nusantara, Pergulatan dan Peran Sentral Surau di Minangkabau (Part 2)

Minggu, 8 Oktober 2023 | 19:36 WIB
Ilustrasi surau, sebuah pusat dakwah Islam di Minangkabu. (GENMUSLIM.id/dok; pixabay.com oleh Makalu)
 
GENMUSLIM.id- Peran surau sebagai pendidikan Islam di Minangkabau seperti halnya di Jawa ada pesantren maupun di Aceh ada dayah, yakni memainkan peranan yang sangat penting dalam proses Islamisasi di daerah pedalaman.
 
Selain sangat berperan aktif dalam dakwah Islam di daerah pedalaman Minangkabau, surau juga memainkan fungsinya di ranah kebudayaan maupun sosial-ekonomi masyarakat.
 
Adapun surau sebagai pusat dakwah Islam yang paling terkenal di Minangkabu ialah Surau Ulakan, yang didirikan oleh Syaikh Burhanuddin.
 
Baca Juga: Khazanah Pendidikan Islam di Nusantara, Pergulatan dan Peran Sentral Surau di Minangkabau (Part 1)
 
Surau Ulakan yang mempunyai kontribusi besar dalam dakwah Islam di Minangkabau ini didirikan pada abad ke-17.
 
Dilansir Genmuslim dari dalam buku yang berjudul Islamic Revivalism in a Changing Peasant Economy Central Sumatra Minggu, 8 Oktober 2023 bahwa Dobbin mengatakan, setelah Syaikh Burhanuddin belajar Islam kepada cendekiawan Muslim terkemuka dari Aceh, yakni Syaikh Abdurrauf al Sinkili, Syaikh Burhanuddin kembali ke Minangkabau untuk mendakwahkan masyarakat Minangkabau pedalaman yang belum masuk Islam.
 
Untuk mempercepat proses Islamisasi, Syaikh Burhanuddin mendirikan surau, yang kemudian melahirkan murid-murid di berbagai wilayah Minangkabau.
 
Setelah selesai belajar dalam waktu yang cukup lama, murid-murid Syaikh Burhanuddin tersebut pada akhirnya juga meniru apa yang dilakukan oleh beliau, yakni mendirikan surau di kampung halamannya masing-masing.
 
Baca Juga: Memotret Semarak Diskusi Pemikiran dan Sejarah Islam yang Diadakan oleh Pondok Roja Sukoharjo
 
Sebagai pusat pengajaran sekaligus tarekat sufi, surau memberi pondasi yang kuat bagi Islamisasi masyarakat pedalaman Minangkabau.
 
Para guru-guru di surau tersebut merumuskan Islam dengan pendekatan spiritual, yakni masyarakat desa yang sudah mualaf tersebut diajarkan bagaimana memaknai segala lelaku kehidupannya dengan sudut pandang Islam, dalam hal ini sufisme memainkan peranan yang sangat penting.
 
Dengan fokus tersebut, peran surau dalam dakwah Islam sangatlah cair, atau dengan kata lain integrasi Islam dengan masyarakat pedesaan Minangkabu berjalan dengan sukses.
 
Dobbin merujuk sebuah catatan dari pengamat Belanda, yang mengunjungi sebuah surau pada tahun 1886, yang menegaskan situasi tersebut dengan mengatakan,
’surau-surau kecil semuanya dibangun di atas tiang-tiang tinggi, dan terlihat persis seperti penginapan kecil, awalnya saya tak berpikir bahwa itu adalah surau, terutama ketika saya melihat di jendela terdapat gantungan tandan pisang dan buah-buahan lain, yang sungguh-sungguh untuk dijual.’
 
Baca Juga: Khawatir dengan Anak Laki-Laki dan Pergaulannya? Ternyata Begini Cara Mendidik Anak Laki-Laki dalam Islam
 
Pengamat dari Belanda yang dirujuk oleh Dobbin juga mengatakan hal ihwal suasana pedesaan di surau Minangkabu, sebagai berikut:
 
‘para siswa harus membantu guru mereka di kebun atau sawah, dan pelajaran sering dihentikan selama masa sibuk bercocok tanam.
 
Untuk memenuhi kebutuhan makanan dan pakaian sendiri, mereka juga terlibat dalam perdagangan barang kecil, khususnya buah-buahan yang tumbuh di sekitar surau, seperti pisang, atau barang-barang yang dibutuhkan oleh penduduk lokal, semisal daun pisang.
 
Surau terbesar dan paling terkenal dibangun di sebuah desa yang menjadi lokasi bagi pasar yang penting, dan para pelajar menggantungkan hidup mereka pada apa yang bisa mereka jual di pasar mingguan.
 
Surau yang terkecil lebih bergantung lagi pada kegiatan-kegiatan cocok tanam mereka, dan para murid diberi pelajaran hanya pada pagi-pagi sekali dan beberapa jam di sore hari, sementara siang hari diabdikan untuk tugas-tugas pertanian dan mengembala ternak.’
 
Dengan demikian, posisi surau yang dipimpin oleh ulama sebagaimana halnya pesantren di Jawa, yakni juga terlibat aktif dalam aktivitas sosial-ekonomi.
 
Di bawah kepemimpinan ulama pula, rumusan baru tentang adat Minangkabau yang telah terislamkan juga sangat kental, seperti yang tampak dalam peribahasa orang Minang yang terkenal, ‘adat basandi syara, syara basandi kitabullah (adat didasarkan pada syariat, syariat didasarkan pada Al Qur’an).***
 
Sobat Genmuslim yang baik hatinya, ingin mendapat berita update setiap hari dari Genmuslim.id? Ayo gabung di Grup Telegram "GENMUSLIM NEWS", caranya klik link https://t.me/genmuslimnews, kemudian join. Langkah pertama install aplikasi Telegram di Ponsel.

Tags

Terkini