khazanah

Bulan Ini Maulid Nabi, Inilah Kisah Nabi Muhammad yang Suka Menyendiri di Gua Hira Hingga Turunnya Alquran

Kamis, 7 September 2023 | 09:50 WIB
Memperingati Maulid Nabi, belajar sirah mengenai ‘uzlah Nabi Muhammad SAW (GENMUSLIM.id/dok:NUonline.com)

GENMUSLIM.id- Mengapa Nabi Muhammad suka menyendiri di Gua Hira, sebuah pertanyaan yang muncul saat belajar Sirah Nabawiyah, apalagi menjelang peringatan Maulid Nabi.

Sebagai peringatan hari lahirnya Nabi Muhammad, Maulid Nabi jatuh pada tanggal 12 Rabi’ul ‘Awwal yang akan segera diperingati September ini, waktu yang tepat untuk belajar Sirah Nabawiyah.

Demi menyambut Maulid Nabi Muhammmad, umat muslim perlu belajar Sirah agar umat muslim lebih memahami dan mengenal lebih jauh sosok Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam.

Dalam sirah nabawiyah menjelaskan, mendekati usia empat puluh tahun, mulailah tumbuh pada diri Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam kecenderungan untuk melakukan ‘Uzlah.

Baca Juga: Puisi Karya WS Rendra berjudul: Puisi Doa Di Jakarta

Allah menumbuhkan pada dirinya rasa senang untuk melakukan ‘ikhtila’ (menyendiri) di Gua Hira (Hira’ adalah nama sebuah gunung yang terletak di sebelah barat laut kota Makkah).

Ia menyendiri dan beribadah di gua tersebut selama beberapa malam, kadang sampai sepuluh malam dan kadang lebih dari itu, sampai satu bulan.

Setelah itu beliau kembali ke rumah sejenak hanya untuk mengambil bekal baru untuk melanjutkan ikhtila’-nya di Gua Hira, demikianlah Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam terus melakukannya sampai turun kepadanya wahyu ayat Al Quran ketika beliau sedang ‘uzlah.

Beberapa ibrah ‘uzlah nya Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam adalah sebagai berikut,

Baca Juga: Pemahaman Seorang Muslim Terhadap Rukun Iman, Ini Dia Penjelasan Dari Rukun Iman dan Islam

‘uzlah yang dilakukan Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam menjelang bi'tsah (pengangkatan sebagai Rasul) ini memiliki makna dan urgensi yang sangat besar dalam kehidupan kaum muslimin pada umumnya dan para da'I pada khususnya.

Peristiwa ini menjelaskan bahwa seorang muslim tidak akan sempurna keislamannya betapapun ia memiliki akhlak-akhlak yang mulia dan melaksanakan segala macam ibadah  sebelum menyempurnakannya dengan waktu-waktu uzlah dan khalwah (menyendiri) untuk ‘mengadili diri sendiri’ (muhasabatun nafsi).

Merasakan pengawasan Allah dan merenungkan fenomena-fenomena alam semesta yang menjadi bukti keagungan Allah.

Ini merupakan kewajiban setiap muslim yang ingin mencapai keislaman yang benar, apalagi bagi seorang penyeru kepada Allah dan penunjuk kepada jalan yang benar.

Halaman:

Tags

Terkini