GENMUSLIM.id - Menikah merupakan pintu gerbang baru bagi seorang muslimah, di mana ia akan memasuki babak baru dalam hidupnya.
Seorang muslimah akan memiliki sosok suami yang merupakan imam di dalam rumah tangganya, dialah yang pantas dipatuhi.
Jika sebelumnya rida Allah terletak pada rida orang tua, maka ketika seorang muslimah menikah, rida Allah akan berganti dan terletak pada suami sebagai imam hidupnya.
Maka sudah seharusnya seorang perempuan muslimah patuh dan taat kepada perintah suami, dengan catatan tidak berbentuk kemungkaran.
Baca Juga: Puisi Epilog Penutup Kisah Kita: Tentang Perpisahan Dari Sebuah Pertemuan Antara Dua Hati
“(Ketika sudah menikah) semua ketaatan yang diberikan kepada kedua orang tua, telah berpindah kepada suaminya.” (Majmu’ al-Fatawa, 32/261)
Lalu bagaimana dengan bakti seorang muslimah kepada orang tua setelah menikah, apakah seorang muslimah yang telah menjadi istri tidak lagi berkewajiban memberikan bakti kepada orangtuanya?
Berbicara mengenai hak, hak suami tentunya lebih besar dibanding hak orang tua perempuan muslimah, itu artinya kebutuhan suami lebih diprioritaskan.
“Andaikan dibolehkan bagi seseorang untuk sujud kepada orang lain, maka aku akan perintahkan wanita untuk sujud kepada suaminya.” (HR. At-Tirmidzi no.1159, di-shahih-kan al-Albani dalam Silsilah ash-Shahihah, no.3490)
Baca Juga: Bolehkah Keluar Rumah Tanpa Izin Suami? Begini Menurut Islam yang Wajib Perempuan Muslimah Pahami!
Kewajiban seorang istri kepada suami telah diperintahkan oleh Allah, bahkan ada sebuah ancaman ketika seorang muslimah durhaka kepada suaminya.
"Allah tidak akan pernah mau melihat seorang istri yang tidak mau berterima kasih atas kebaikan suaminya padahal ia selalu butuh kepada suaminya." (HR. An-Nasa'i).
Namun, di balik patuhnya seorang istri, bakti kepada orang tua juga jangan dilupakan apalagi diputuskan.
Istri yang baik ialah ia yang selalu patuh kepada seorang suami, sementara suami yang baik ialah ia yang membantu istrinya berbuat bakti kepada orang tuanya.