khazanah

Sejarah Berdirinya Negara Israel di Tanah Palestina, Dari Sebuah Gerakan Rahasia di Era Utsmani (Part 4)

Jumat, 1 September 2023 | 08:20 WIB
Sebuah bendera Israel yang mempunyai filosofi mengenai cita-cita kekuasaan Israel yang meliputi Palestina, Sungai Nil hingga Sungai Eufrat (GENMUSLIM.id/dok;pixabay.com oleh OpenClipart-Vectors)

GENMUSLIM.id- Meskipun ditempa kegagalan berulang kali, sejarah memotret dengan jelas gerakan zionis yang bercita-cita mendirikan Negara Israel di Palestina ini tidak patah arah, justru semakin membuat mereka bersemangat.

Ketika kaki tangan mereka, Midhat Pasha dipenjara oleh Sultan Abdul Hamid II, tak berlangsung lama, gerakan Zionis yang berencana mendirikan Negara Israel di Paletina ini melangsungkan sebuah kongres yang terekam baik di dalam sejarah.

Kongres tersebut dipimpin oleh jurnalis Yahudi, Theodore Herzl, di dalam kongres tersebut menghasilkan kesepakatan bahwa Negara Israel akan dibentuk di Palestina, dan di dalam episode sejarah setelahnya, cita-cita tersebut terwujud.

Di dalam buku Di Balik Runtuhnya Turki Utsmani, Deden Herdiansyah mengatakan, setelah kongres selesai, pada tahun 1901, Theodore Herzl datang ke istana Sultan Abdul Hamid II didampingi Mahmud Pasha.

Baca Juga: Mengulas Kehidupan Prajurit Semasa Perang Dunia Pertama, Inilah Sinopsis Film All Quiet on the Western Front!

Di dalam pertemuan tersebut, Theodore Herzl menawarkan uang 20 juta lira kepada Sultan Abdul Hamid II untuk memperbaiki perekonomian Turki Utsmani, dan 20 juta lira lainnya untuk membangun Palestina.

Setelah itu, Theodore Herzl juga berjanji akan melunasi utang-utang Turki Utsmani, namun dengan imbalan tanah Palestina yang dikuasai Turki Usmani diberikan kepada Bangsa Yahudi.

Akan tetapi, Sultan Abdul Hamid II dengan tegas menolak tawaran dari Theodore Herzl, sebab baginya Palestina salah satu tempat suci bagi umat Islam, di sana ada kompleks Masjidil Aqsa.

Karena dengan cara lobi menemukan kegagalan, maka langkah selanjutnya ialah mengkudeta Sultan Abdul Hamid II, dengan dalih yang sama lagi, agar pemerintahan tidak absolut, dan menghendaki pemerintahan yang sifatnya konstitusi.

Baca Juga: Mengulas Kehidupan Prajurit Semasa Perang Dunia Pertama, Inilah Sinopsis Film All Quiet on the Western Front!

Peristiwa itu terjadi pada tahun 1908 dengan menggandeng Gerakan Turki Muda, dan peristiwa tersebut dinamakan Revolusi Turki Muda.

Secara garis besar, peristiwa tersebut tidak bisa menurunkan Sultan Abdul Hamid II dari singgasana pemerintahan, tetapi mempersempit ruang gerak Sultan Abdul Hamid II.

Namun, pada tahun 1909, Gerakan Turki Muda dan kaum zionis tak hilang akal, kali ini dengan cara mendesak Syaikhul Islam (sebuah jabatan yang bertanggung jawab mengenai urusan agama dan pendamping khalifah di pemerintahan Turki Utsmani) agar Sultan Abdul Hamid II diturunkan dari jabatannya.

Langkah yang dilakukan oleh Turki Muda dan zionis kali ini berhasil, Sultan Abdul Hamid II diturunkan dan dibuang dari ke Istana Beylabeyi, di daerah Selonika, Yunani.

Halaman:

Tags

Terkini