GENMUSLIM.id — Perang Khandaq merupakan salah satu perang besar dalam sejarah Islam yang terjadi pada bulan Syawal tahun kelima Hijriyah.
Dalam Perang Khandaq ini, nama seorang sahabat nabi melejit yakni Salman Al Farisi sebab strategi perang yang diusulkannya.
Salman Al Farisi mengusulkan strategi perang kepada Rasulullah SAW dengan membuat parit untuk menjebak kaum musuh.
Perang Khandaq dipicu oleh seruan dan ajakan orang-orang Yahudi saat itu kepada beberapa kelompok dan pembesar suatu suku, lantaran mereka sangat emosi dan merasa sangat terhina ketika melihat kaum Muslimin semakin luar biasa dan semakin luas dalam menyebarkan agama Islam.
Tidak hanya itu, kaum Yahudi merasa iri ketika melihat keuntungan yang selalu diraih umat Islam. Kaum Yahudi mulai membangun strategi, dengan cara melakukan konspirasi baru untuk mengumpulkan pasukan yang banyak, guna menyerang kaum Muslimin.
Syekh Wahbah Zuhaili menyebutkan dalam kitabnya,
وكان سبب الوقعة اليهود. فقد خرج نفر من بني النضير وبني قريظة، فقدموا على قريش بمكة، فدعوهم إلى حرب رسول الله ﷺ ، وقالوا لهم: إن دينكم خير من دينه، ثم جاؤوا غطفان وقيسا وعيلان وبني مرة وأشجع، فدعوهم إلى الحرب في المدينة، فتوافق المعسكران: الوثني والكتابي على تكوين جيش موحد بقيادة أبي سفيان.
Artinya, “Sebab terjadinya perang Khandaq adalah ulah orang Yahudi. Keluar sebagian golongan dari Bani Nudair dan Bani Quraizhah, kemudian menghadap orang-orang Quraisy di Makkah, lantas mereka mengajaknya untuk memerangi Rasulullah ﷺ. Mereka berkata kepada orang-orang Quraisy: sesungguhnya agama kalian lebih baik dari agama Muhammad. Setelah itu, mereka menghadap kelompok Ghatafan, Kaisan, Ilan, Bani Marrah, dan Asja’, dan mengajaknya untuk berperang ke Madinah, maka kedua kelompok (kafir penyembah barhala, dan ahli kitab) sepakat untuk membentuk tentara di bawah kepemimpinan Abu Sufyan” (Syekh Wahbah Zuhaili, Tafsir Munir liz Zuhaili, juz 21, h. 263).
Nama Khandaq sendiri diambil dari parit yang dibangun oleh umat Islam berdasarkan gagasan Salman Al Farisi. Berkat parit itulah, umat Islam berhasil mematahkan perlawanan kaum Quraisy.
Dalam Sirah Nabawiyah disebutkan kekuatan kaum Quraisy mencapai 10 ribu pasukan dilengkapi 300 ekor kuda dan 1.500 unta. Jumlah ini tidak sebanding dengan kekuatan umat Islam yang hanya 3.000 pejuang.
Salman Al Farisi lalu menyampaikan gagasan membangun parit saat bermusyawarah dengan Nabi dan para sahabat yang lain. Ide tersebut disepakati bersama dan umat Islam bergotong royong membangun parit.
Ide tersebut terinspirasi dari pengalaman Salman yang merupakan orang Persia. Bagi bangsa Persia, parit merupakan alat pertahanan efektif dari serangan pasukan berkuda.
Parit tersebut terbentang di sisi timur Madinah. Lokasi itu dipilih lantaran terbuka dan musuh dapat dengan mudah masuk. Sementara sisi barat, utara dan selatan dipenuhi perbukitan yang sulit didaki.