khazanah

Sahih Bukhari Kitab Hadits Paling Sahih Karya Imam Bukhari, Buah dari Ketekunan dan Usaha Keras 16 Tahun

Minggu, 6 Agustus 2023 | 15:45 WIB
Ilustrasi Imam Bukhari yang tekun dan penuh kesungguhan dalam proses penyusunan kitab Hadits Sahih Bukhari (GENMUSLIM.id/dok. nurfeed.com)

GENMUSLIM.id – Siapa yang tak kenal kitab Sahih Bukhari? Salah satu kitab rujukan yang berisi hadits – hadits dan dinobatkan oleh ulama ahli hadits sebagai kitab hadits yang paling sahih karya Imam Bukhari.

Imam Bukhari yang memiliki nama lengkap Abu ‘Abdullah Muhammad ibn Isma’il ibn Ibrahim ibn al-Mughirah ibn Bardzibah al-Ju’fi al-Bukhari, merupakan salah satu imam besar ternama yang mengumpulkan dan menyusun hadits – hadits sahih, kitab hadits sahihnya yang paling terkenal dinamakan Sahih Bukhari.

Baca Juga: Kisah Inspiratif: Dialah Salman Al Farisi, Asal Persia yang Melalui Perjalanan Panjang Bertemu Rasulullah SAW

Perjuangan imam Bukhari tentu tidak mudah dalam mengumpulkan hadits – hadits yang akan disusun, butuh penelitian yang panjang dan mendalam untuk menentukan hadis tersebut layak dikelompokkan ke dalam hadits sahih atau tidak.

Dikutip Genmsulim pada Sabtu, 5 Agustus 2023, dalam buku Studi Kitab Hadits karya dosen IAIN Sunan Kalijaga, Imam Bukhari mulai belajar hadits di usia 10 tahun, sehingga tidak mengherankan apabila pada usia kurang dari 16 tahun telah berhasil menghafal matan sekaligus rawi dari beberapa buah kitab karangan Ibn Mubarak dan Waqi’.

Baca Juga: Kisah Inspiratif: Mengenal Sosok Nyai Hj Yuhanidz, Wanita Hebat yang Berhasil Mendidik Putranya: Gus Baha

Ketika imam Bukhari berusia 16 tahun, ia menunaikan ibadah haji dan menentap di sana selama 6 tahun untuk belajar hadits, setelah itu dilanjutkan dengan berkelana mencari hadits ke berbagai kota seperti, Madinah, Khurasan, Syam, Mesir, Baghdad, Basrah dan tempat – tempat lain.

Di daerah – daerah itulah imam Bukhari banyak berguru kepada ahli hadits, ia mengatakan:

“Aku menulis hadits dari 1080 orang guru yang semuanya ahli hadits,” di antaranya adalah ibn al-Madini, Ahmad ibn Hanbal, Yahya ibn Ma’in, Muhammad ibn Yusuf al-Firyabi dan ibn Rahawaih.

Karena ketekunan, ketelitian, dan kecerdasannya dalam mencari, menyeleksi dan menghafal hadits, serta banyak menulis kitab, menjadikan ia cepat dikenal sebagai seorang ahli hadits dan mendapat gelar Amir al-Mu’minin fi al-Hadits,

Menurut kesepakatan ulama, sebuah hadits dapat dinilai sebagai  hadits sahih apabila memenuhi kriteria sebagai berikut: sanad bersambung, periwayat bersifat adil, periwayat bersifat dabit, dalam hadits tersebut tidak terdapat kejanggalan (Syuzuz), dan tidak terdapat cacat (‘illat).

Berdasarkan penelitian para ulama, sebuah hadits di anggap sahih oleh imam Bukhari bila dalam persambungan sanad benar-benar ditandai dengan pertemuan langsung antara guru dan murid atau minimalnya ditandai dengan guru dan murid hidup pada satu masa.

Dengan usaha kerasnya dalam mengumpulkan dan meneliti hadits guna memastikan kesahihannya, akhirnya tersusunlah sebuah kitab hadits sebagaimana yang dikenal saat ini.

Usaha keras imam Bukhari tergambar dalam sebuah pernyataanyya, “Aku menyusun kitab al-Jami’ al-Musnad al-Sahih ini adalah hasil seleksi dari 600.000 buah hadits selama 16 tahun”.

Dalam rangka menyusun kitabnya ini, dan guna memastukan kesahihan sebuah hadits, disamping berusaha secara fisik ternyata imam Bukhari juga tidak meninggalkan aspek non fisik.

Halaman:

Tags

Terkini