Kisah Inspiratif: Mengenal Sosok dan Karomah Syekh Subakir Sang Penumbal Tanah Jawa, Simak Kisahnya!

Photo Author
- Sabtu, 5 Agustus 2023 | 05:50 WIB
Ilustrasi Syekh Subakir Sang Penumbal Tanah Jawa ((Foto: GENMUSLIM.id/dok: Pinterest/laduni.id))
Ilustrasi Syekh Subakir Sang Penumbal Tanah Jawa ((Foto: GENMUSLIM.id/dok: Pinterest/laduni.id))
GENMUSLIM.id - Tak banyak orang yang tau atau bahkan mengenal sosok Syekh Subakir.
 
Padahal Syekh Subakir adalah salah satu ulama besar Wali Songo periode pertama yang diutus oleh Khalifah Sultan Muhammad dari Kesultanan Utsmaniyah untuk menyebarkan islam di Nusantara. 
 
Syekh Subakir disebut-sebut sebagai ulama besar yang mengorbankan tanah Jawa untuk pengaruh negatif roh halus pada awal penyebaran ajaran Islam di Nusantara. 
 
Syekh Subakir menyebar agama islam dengan begitu banyak tantangan yang tidak mudah.
 
Cerita bermula ketika Sultan Muhammad pertama kali bermimpi mendapatkan wangsit atau ilham, sebagai saran untuk menyebarkan dakwah Islam ke tanah Jawa.
 
 
Sedangkan untuk mubaligh dibutuhkan 9 orang, ketika yang satu kembali atau meninggal digantikan oleh kyai yang lain, hingga berjumlah 9 orang, sehingga terkumpullah sekelompok ahli terkemuka dari seluruh dunia. 
 
Para ulama yang berkumpul memiliki ilmu khusus masing-masing, ada yang ahli dalam pemerintahan, dakwah, pengobatan, kurban atau ruqyah dan lain-lain.
 
Kemudian dikirim beberapa ulama ke nusantara atau ke tanah Jawa, tetapi sering menjadi duta Kesultanan Utsmaniyah Turki.
 
Mereka datang ke Jawa untuk menyebarkan Islam tetapi umumnya gagal.
 
Alasannya, orang Jawa saat itu menganut kepercayaannya masing-masing, sehingga sulit bagi para ulama yang diutus karena meskipun berkembang, ajaran islam hanya dalam lingkungan skala kecil, tidak bisa berkembang secara luas, seperti yang diharapkan. 
 
 
Saat itu Pulau Jawa masih berupa gurun pasir, angker, penuh dengan hantu dan roh jahat. 
 
Kemudian Syekh Subakir, seorang ulama Persia yang ahli meruqyah, ekologi, meteorologi, dan geofisika, diutus ke Jawa. 
 
Ia diutus khusus untuk menangani masalah-masalah gaib dan spiritual yang pada saat itu dianggap menghalangi masuknya orang Jawa ke Islam.
 
Menurut versi kronik Jawa, Syekh Subakir, yang memperoleh ilmu gaib dan melihat hal ghaib, mengetahui kegagalan para ulama sebelum dia menyebarkan ajaran Islam setelah tiba di Nusantara. 
 
Karena dihalang-halangi oleh para jin penjaga tanah jawa, para jin dan makhluk gaib ini dapat berubah menjadi gelombang besar yang dapat menenggelamkan kapal dan penumpangnya serta berubah menjadi angin puting beliung yang mampu menghancurkan segala sesuatu yang dilaluinya.
 
 
Selain itu, jin dan makhluk gaib yang tidak setia bisa menjadi binatang buas, setan yang mencelakakan pendahulu para penjelajah. 
 
Untuk mengatasinya, Syekh Subakir mendatangkan batu hitam berukir dari Arab. 
 
Sebuah batu dengan versi Jawa bernama Raja Aji Kolocokro kemudian dipasang di tengah tanah Jawa, yakni di puncak Gunung Tidar, Magelang.
 
Karena Gunung Tidar dipercaya sebagai pusat atau paku tanah Jawa.
 
Kemudian pengaruh batu sakti wasilahu yang dimunculkan oleh batu hitam menimbulkan keresahan pada makhluk-makhluk penjaga tanah Jawa.
 
 
Alam yang jernih dan sejuk, mentari bersinar terang, kicauan burung yang damai tiba-tiba berubah drastis dalam waktu 3 hari 3 malam. 
 
Cuaca mendung dan gelap, angin bertiup kencang, petir menyebabkan hujan deras, gunung-gunung bergemuruh tanpa henti, setan lari menyelamatkan diri, jin dan peri banaspati hanyut ke dalam air, karena mereka tidak tahan panasnya batu hitam. 
 
Arwah yang masih hidup melarikan diri dari laut, sebagian jin lainnya mati karena kepanasan akibat pengorbanan Syekh Subakir. 
 
Melihat hal tersebut, Raja Jin yaitu Sabdo Palon, yang pernah tinggal di Gunung Tidar selama 9000 tahun, terkejut dan pergi mencari penyebab panasnya jin dan makhluk gaib.
 
 
Sabdo Palon lalu menghadap Syekh Subakir dan menanyakan tujuan pemasangan batu hitam.
 
Pendeta mengumumkan bahwa dia berencana menanam batu hitam untuk mengusir jin dan makhluk gaib yang mengganggu upaya para ulama utusan khalifah Turki Utsmani untuk menyebarkan ajaran Islam ke Jawa. 
 
Usai berbincang, mereka langsung mengadu kesaktian mereka, pertempuran keduanya berlangsung selama 40 hari 40 malam.
 
Penguasa negeri Jawa, Sabdo Palon alias Ki Semar Bodronoyo, merasakan hal itu. 
 
Sabdo Palon mengemukakan beberapa poin dalam upaya Syekh Subakir menyebarkan Islam ke Jawa. 
 
Isi perjanjian itu antara lain sebagai berikut: 
 
Sabdo Palon mengizinkan Syekh Subakir dan para ulama menyebarkan Islam ke Jawa, tetapi tidak dengan paksaan. 
 
Kemudian Sabdo Palon mengizinkan umat Islam untuk menguasai tanah Jawa juga. 
 
Namun, mengetahui bahwa raja-raja muslim dipersilakan memerintah, tetapi tidak menyimpang dari adat dan budaya yang ada.
 
Kembangkanlah ajaran Islam menurut kitab-kitab yang diakui ini, tetapi biarkanlah adat dan budaya terus berkembang seperti itu. 
 
Syekh Subakir akhirnya menyetujui persyaratan tersebut.
 
Selain puncak Gunung Tidar, Syekh Subakir juga membersihkan beberapa tempat angker di Kota Jawa yang dikuasai raja jin dan makhluk halus lainnya.***
 

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Muhammad Reza Nurcholis, S.Si

Sumber: Youtube/Riyo Fulanah

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X