Kenapa Bacaan Witir Setelah Shalat Tarawih Biasanya QS al-A’la, al-Kafirun dan al-Ikhlas? Ternyata Ini Sejarahnya!

Photo Author
- Kamis, 6 Maret 2025 | 10:43 WIB
Foto ilustrasi shalat berjamaah di masjid (Foto: GENMUSLIM.id/dok: Unsplash/Masjid Pogung Dalangan)
Foto ilustrasi shalat berjamaah di masjid (Foto: GENMUSLIM.id/dok: Unsplash/Masjid Pogung Dalangan)

Mengutip dari laman resmi Nahdlatul Ulama atau NU, para ulama Syafi’iyyah dan Hanabilah sepakat bahwa yang disunnahkan dibaca pada dua rakaat awal shalat witir adalah surat al-A’la di rakaat pertama dan al-Kafirun di rakaat kedua.

Untuk rakaat terakhir, ulama Syafi'iyyah berpendapat untuk membaca surat al-Ikhlas beserta al-Mu’awwidzatain.

Mu’awwidzatain merupakan sebutan untuk dua surat terakhir di al-Quran, yakni al-Falaq dan an-Nas.

Sedangkan menurut Hanabilah, cukup hanya dengan membaca surat al-Ikhlas.

Dasar Bacaan Rakaat Ketiga Shalat Witir

Para ulama dari kalangan Syafi’iyyah memakai dasar hadits riwayat an-Nasai dan Ibnu Majah.

Pada hadits tersebut menunjukkan saat Sayyidah Aisyah ditanya surat apa yang dibaca oleh Nabi Muhammad SAW ketika shalat witir.

Baca Juga: Kapan Doa Qunut Witir Bulan Ramadhan Dibaca Dan Bagaimana Lafadz Yang Shahih? Mari Simak Penjelasannya Berikut Ini!

Sayyidah Aisyah kemudian mengungkapkan jika Nabi di rakaat pertama membaca surat al-A’la, rakaat kedua membaca al-Kafirun, dan rakaat ketiga membaca al-Ikhlas beserta al-Mu’awwidzatain (al-Falaq dan an-Nas).

Kemudian mengutip dari Muhammadiyah, bacaan shalat witir dengan al-A’la, al-Kafirun, dan al-Ikhlas.

“Dari Ubay bin Ka’ab, diriwayatkan bahwa ia berkata: Bahwa Nabi SAW pada shalat witir pada rakaat pertama selalu membaca Sabbihisma Rabbikal-A’laa dan pada rakaat kedua membaca Qul Yaa Ayyuhal Kaafirun, da pada rakaat ketiga membaca Qul Huwallaahu Ahad,” menurut hadits yang diriwayatkan oleh an-Nasa’i, at-Tirmidzi, dan Ibnu Majah.

Sementara itu, untuk penetapan 1 Syawal 1446 Hijriah atau Idul Fitri 2025, pemerintah akan menggelar lagi sidang isbat di akhir bulan Ramadhan nanti.

Sedangkan Muhammadiyah dengan perhitungan hisab, telah menetapkan 1 Syawal 1446 H (Idul Fitri) jatuh pada hari Senin Pahing, 31 Maret 2025. ***

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Muhammad Reza Nurcholis, S.Si

Sumber: NU Online, kitab Bulughul Maram, X @muhammadiyah

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X