GENMUSLIM.id - Di tengah kesibukan dan tuntutan hidup yang semakin berat, banyak orang mencari cara untuk menemukan ketenangan dan kebahagiaan sejati.
Ustadz Muhammad Nuzul Dzikri, seorang pendakwah yang inspiratif, menawarkan panduan berharga tentang bagaimana kita bisa mencapai kondisi batin yang damai dan penuh sukacita.
Dalam artikel ini, kita akan menjelajahi prinsip-prinsip yang diajarkan oleh Ustadz Nuzul Dzikri, yang dapat membantu kita menjalani hidup dengan lebih bermakna dan bahagia.
Dilansir dari Akun YouTube Masih Lurus, Ustadz Muhammad Nuzul Dzikri menjelaskan bahwa kunci hidup tenang dan bahagia adalah memiliki dua "harta" yang sangat berharga, yaitu keyakinan penuh kepada Allah (at-Tawakkul) dan sikap tidak tertarik dengan harta milik orang lain.
Menurut beliau, ketika seseorang menaruh kepercayaan pada Allah sebagai Pemberi Rezeki (ar-Razzaq) dan menghindari sifat iri terhadap rezeki orang lain, maka ia akan merasa cukup dengan apa yang dimilikinya, bebas dari ketakutan akan kemiskinan.
Hal ini diilustrasikan oleh Abu Hazim, seorang ulama besar yang menegaskan bahwa keyakinan kepada Allah dan menjaga ketidaktertarikan pada kepemilikan orang lain dapat menghilangkan rasa takut terhadap kemiskinan.
Dalam kajian ini, Ustadz Nuzul menekankan pentingnya fokus pada rezeki batiniah, yaitu ketenangan jiwa dan rasa syukur, yang lebih berharga daripada rezeki lahiriah seperti harta, rumah, atau kendaraan.
Para ulama terdahulu selalu menjaga ketenangan hati agar tidak mudah tergiur dengan kemewahan materi.
Mereka memahami bahwa kebahagiaan sejati muncul dari kebersihan hati, bukan dari harta yang dimiliki.
Kebahagiaan yang hakiki tidak terletak pada materi, melainkan dalam hati yang bersih dari keinginan duniawi yang berlebihan.
Ustadz Nuzul juga menegaskan bahwa terkadang kita justru kehilangan ketenangan karena sibuk membandingkan diri dengan orang lain dan mengejar apa yang mereka miliki.
Lebih jauh, Ustadz Nuzul mengajak jamaah untuk menghindari perilaku membanding-bandingkan diri dengan orang lain, baik dalam hal harta maupun pencapaian duniawi.